Monthly Archives: Juni 2013

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Tugas Proposal Penelitian

 

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

 

Disusun Oleh

PGMI/VI/A

Ade Rahmawati Arnisa      : 10210221

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas akhir

pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen pengampu Martiono, M.Pd

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang ditempuh pada program Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kebumen semester enam dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013”.

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan rendah hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, terutama kepada yang terhormat :

  1. Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat.
  2. Bapak dan Ibu serta orang terdekat yang telah memberikan dukungan dan perhatian.
  3. Semua pihak yang telah membantu penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

Selanjutnya penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan.

 

Kebumen,                       1

Penulis

Ade Rahmawati Arnisa

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1

  1. Judul ……………………………………………………………………………………….
  2. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………….
  3. Pembatasan Masalah ………………………………………………………………….
  4. Perumusan Masalah …………………………………………………………………..
  5. Penegasan Istilah ………………………………………………………………………
  6. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………
  7. Kegunaan Penelitian ………………………………………………………………….

BAB II KAJIAN TEORITIS ………………………………………………………………. ……..

  1. Kerangka Teori…………………………………………………………………………. ……..
  1. Penelitian yang Relevan………………………………………………………………………
  2. Kerangka Berpikir …………………………………………………………………….
  3. Hipotesis Tindakan…………………………………………………………………….

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………

  1. Pendekatan Penelitian………………………………………………………………..
  2. Desain Penelitian ………………………………………………………………………
  3. Subyek Penelitian………………………………………………………………………
  4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………………
  5. Teknik Analisis Data …………………………………………………………………
  6. Indikator Keberhasilan ………………………………………………………………
  7. Prosedur Penelitian ……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. ……..

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.      Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

 

  1. B.       Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang banyak dikuasai oleh orang-orang di berbagai negara. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang warga negaranya juga dituntut untuk dapat mempelajari dan mendalami bahasa mendunia ini. Sampai akhirnya, Bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah maupun madrasah, dari jenjang Sekolah Dasar/Madrasah sampai pada jenjang Perguruan Tinggi.

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar/Madrasah merupakan mata pelajaran yang termasuk dalam muatan lokal. Dewasa ini, mata pelajaran Bahasa Inggris diajarkan kepada anak-anak usia Madrasah. Jika dipandang dari penting tidaknya mata pelajaran Bahasa Inggris, mata pelajaran ini memang tidak dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ujian Nasional Sekolah Dasar/Madrasah. Namun, pelajaran Bahasa Ingris juga tidak dapat disepelekan karena Bahasa Inggris nantinya akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ujian Nasional di jenjang yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP dan SMA.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, ternyata memperlihatkan bahwa proses pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar/Madrasah sekarang ini adalah masih jauh dari apa yang diharapkan. Khususnya di kelas V MI Ma’arif Babadsari memperlihatkan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris pada pokok Bahasa Telling Time adalah masih jauh dari yang diharapkan. Dan tentu saja hal ini akan berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa. Selama mengikuti proses pembelajaran, peserta didik justru cenderung bosan mengikuti pembelajaran dan cenderung menganggap pelajaran Bahasa Inggris adalah “momok” bagi mereka karena sulit untuk dipelajari.

Menurunnya gairah belajar, selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis pembelajaran juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pembelajaran klasikal dan ceramah tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha. Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual, maupun emosional. Pertanyaan dan gagasan dari siswa, ataupun pendapat jarang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai respon. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak bisa hanya dibebankan kepada siswa saja tetapi yang pertama bertanggungjawab hendaknya adalah guru.

Bertolak dari masalah di atas, guru perlu memberikan respon positif secara konkret dan objektif yang berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa, baik dalam bentuk kontributif maupun inisiatif yang semata-mata bertujuan untuk meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa. Upaya itu akan berhasil manakala guru  mampu menempatkan diri sebagai pengabdi untuk kepentingan humanisasi dengan mencurahkan segala perhatiannya kepada keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kela maupun di rumah.

Sebagaimana diketahui bahwa strategi pembelajaran yang monoton cenderung membuat peserta didik bosan untuk mengikuti pembelajaran. Sama halnya dengan pembelajaran Bahasa Inggris,  pembelajaran Bahasa Inggris akan berjalan efektif jika strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru bervariasi. Materi tentang Telling Time (Menceritakan Waktu/Jam) merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang memang memerlukan kejelian dan keseriusan. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah bahwa masih banyak siswa yang belum dapat menguasai materi Telling Time. Namun secara umum, Bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar/Madrasah adalah hanya berupa konsep sederhana sehingga akan lebih mudah dipelajari jika peserta didik dapat benar-benar memusatkan perhatiannya serta dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dan kenyataan di lapangan, peneliti tertarik untuk  mengadakan upaya guna meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terutama untuk materi Telling Time yang memang membutuhkan kejelian dalam mempelajarinya. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari materi tentang Telling Time yang dianggap sukar oleh anak-anak usia Sekolah Dasar/ Madrasah, maka diperlukan adanya pemecahan permasalahan. Pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

 

  1. C.      Pembatasan Masalah

Judul Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Pokok Bahasan Telling Time Kelas V MI Ma’arif Babadsari Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari judul di atas, peneliti memberikan batasan-batasan masalah yang berupa variabel-variabel sebagai berikut:

  1. Strategi pembelajaran  STAD (Student Teams Achievement Division)
  2. Hasil belajar Bahasa Inggris Tentang Telling Time Siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari

 

  1. D.      Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perlu ditentukan rumusan-rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Apakah implementasi strategi pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris?
  2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran STAD mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V MI terkait materi Telling Time?

 

  1. E.       Penegasan Istilah

Dari analisis di atas dapat diidentifikasikan kondisi yang saat ini ada di lapangan, yaitu:

  1. Proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas masih berjalan monoton
  2. Strategi pembelajaran yang digunakan masih belum tepat
  3. Metode pembelajaran yang diterapkan membosankan
  4. Siswa kesulitan menguasai materi Telling Time
  5. Hasil belajar siswa untuk materi Telling Time masih jauh dari yang diharapkan

 

  1. F.       Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Guru dapat meningkatkan strategi pembelajaran Bahasa Inggris
  2. Guru dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris
  3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun tugas kelompok
    1. Seluruh siswa dapat menguasai materi pelajaran Bahasa Inggris secara tuntas

 

  1. G.      Kegunaan Penelitian
    1. Manfaat Teoritis
    2. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi
    3. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Bahasa Inggris meningkat
      1. Manfaat Praktis
      2. Proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas tidak lagi monoton
      3. Metode pembelajaran Bahasa Inggris terkesan bervariasi, sehingga tidak membosankan
      4. Meningkatnya keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak
      5. Meningkatnya keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran
        1. Manfaat Teoritis dan Praktis
        2. Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran
        3. Siswa memperoleh pelajaran Bahasa Inggris yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meguasai materi Bahasa Inggris sebagai bekal menuju jenjang sekolah yanng lebih tinggi


BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

  1. A.      Kerangka Teori
    1. Partisipasi Dalam Pembelajaran

Menurut Tannenbaun dan Hahn, partisipasi merupakan suatu tingkat sejauhmana peran anggota melibatkan diri di dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Dusseldorp, partisipasi diartikan sebagai kegiatan atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas mencapai suatu kemanfaatan secara optimal.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang baik pikiran maupun tenaga untuk memperoleh manfaat dari suatu kegiatan. Jika mengacu pada definisi di atas, partisipasi di dalam kelas merupakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, partisipasi siswa di dalam kelas adalah sangat berperan penting dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dengan adanya partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran di kelas, suasana pembelajaran akan menjadi lebih hidup. Kecenderungan siswa berperan aktif, pada akhirnya tentu saja akan berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa.

Selain dipengaruhi oleh partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, pembelajaran di dalam kelas juga akan dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diskenariokan oleh guru. Secara umum, Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak telah ditentukan.  Dihubungkan dengan pembelajaran (Belajar Mengajar), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola-pola umum  kegiatan guru dan peseta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu pembelajaran dibutuhkan adanya sinergi atau hubungan antara guru dan peserta didik. Peserta didik bersama guru melaksanakan pembelajaran berdasar strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Banyak sekali strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru, diantaranya adalah strategi pembelajaran STAD.

  1. Strategi Pembelajaran STAD

Strategi Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang di dalamnya dibentuk siswa dibentuk ke dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yanng berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian, siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa yang lain. Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.

Strategi STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip, yakni sikap partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi afektif dan kognitif. Menurut Slavin, STAD terdiri dari lima komponen, yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Berdasarkan pendapat Slavin, dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran STAD adalah memang menekankan pada penguasaan materi bagi diri individu yang perolehan penguasaan materi pelajaran tersebut dilakukan secara kelompok.

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD meliputi: (1). Guru membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang siswa yang heterogen, (2). Guru menyajikan materi pelajaran diikuti penjelasan tentang materi, (3). Guru memberi tugas pada kelompok, (4). Guru memberikan kuis dan lembar kerja pada masing-masing kelompok, (5). Guru memberikan evaluasi pada siswa.

Adapun kelebihan strategi pembelajaran STAD adalah:

  1. Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain.
  2. Siswa mampu mengidentifikasi perasaannya dan perasaan orang lain.
  3. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain.
  4. Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain, dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti.
  5. Mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif, bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinnya terhadap perubahan yang terjadi.

Strategi pembelajaran STAD termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah kerja kelompok dengan unsur-unsur dasar, yaitu:  ketergantungan positif, akuntabilitas individual, interaksi tatap muka, keterampilan sosial, dan processing (Bennet, 1991). Menurut Mortale, pembelajaran kooperatif secara umum menyangkut teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa. Pembentukan kelompok didasarkan pada pemerataan karakteristik psikologis individu, yang meliputi kecerdasan, kecepatan belajar, motivasi belajar, perhatian, cara berfikir, dan daya ingat.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, terlihat jelas bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pembelajaran koopertif STAD yang dalam hal ini masuk ke dalam pembelajaran kooperatif tentu saja akan membawa dampak bagi proses pembelajaran. Mengingat begitu besarnya manfaat dan keuntungan dari strategi pembelajaran STAD, alangkah baiknya jika guru dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.

 

  1. B.       Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Harjono (2010) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan objek siswa kelas X-1 SMA di Semarang pada semester gasal 2009 mata pelajaran kimia terlihat bahwa metode ini dapat meningkatkan aktifitas kooperatif siswa dalam KBM di kelas, di mana ditunjukkan lebih dari 87% dari siswanya berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok tersebut, dari data observasi terhadap gurunya juga terlihat bahwa pengelolaan kelas menjadi jauh lebih baik dari minggu ke minggunya, selain itu yang paling penting adalah pencapaian hasil belajar siswa dalam menjawab kuis-kuis setelah melewati 3 siklus meningkat hingga rata-rata kelas yang didapatkan jadi 75 dari rata-rata kelas 57 sebelumnya.

Adapun hasil penelitian eksperimen Nugroho dkk. (2009) mengenai penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAN 7 Semarang dinilai dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas. Sehingga olehnya disarankan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dijadikan model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika.

Sedangkan dari hasil analisa data penelitian Wijaya (2008) model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa hasil pos-tes siswa SDN 1 Menteng Palangkaraya menyatakan bahwa 93% dari siswanya tuntas dalam pembelajaran yang diiringi peningkatan pemahaman penguasaan materi, hal ini juga didukung oleh data hasil aktivitas guru dan siswa, pengelolaan pembelajaran, respon guru dan siswa terhadap model pembelajaran ini sangat baik.

 

  1. C.      Kerangka Berpikir

Berdasar pengamatan di lapangan nampak bahwa pada umumnya proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas, terutama di jenjang Sekolah Dasar/Madrasah berjalan monoton, konvensional, rendahnya penguasaan materi Telling Time pada khususnya, dan materi Bahasa Inggris seluruhnya pada umumnya mengakibatkan kualitas dan hasil belajar Bahasa Inggris masih rendah.

Melihat situasi yang demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan perolehan hasil belajar Bahasa Inggris siswa secara keseluruhan terutama penguasaan materi dengan pokok bahasan Telling Time. Strategi pembelajaran STAD diharapkan mampu memecahkan masalah ini, dengan harapan setelah penelitian tindakan secara kolaboratif ini selesai, proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas khususnya di kelas V MI Ma’arif Babadsari tidak lagi monoton, kualitas pembelajaran Bahasa Inggris meningkat, dan yang terpenting adalah perolehan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari untuk pokok bahasan Telling Time dapat meningkat sesuai harapan.

  1. Adapun Contoh Pelaksanaan Strategi Pembelajaran STAD
  2. Mengajar

Alokasi Waktu     :  1 jam pelajaran

Gagasan Pokok    :  Guru memberikan materi pelajaran

Materi                   :  Telling Time (Menceritakan Waktu/ Jam)

Masing-masing pembelajaran dalam STAD diawali dengan presentasi yang dilakukan oleh guru yang juga mencakup komponen yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat.

  1. Diskusi Kelompok

Alokasi Waktu     :  1 jam pelajaran

Gagasan Pokok    :  Siswa belajar dalam kelompoknya

Materi                   :  Lembar kerja untuk masing-masing kelompok yang berkaitan dengan pokok bahasan Telling Time (Menceritakan Waktu/Jam)

Selama pelaksanaan belajar kelompok, tugas dari masing-masing kelompok adalah menguasai materi yang diberikan dalam pelajaran dan membantu anggota kelompok lain dalam satu kelompok untuk benar-benar menguasai materi pokok Telling Time tersebut. Para siswa diberi lembar kerja untuk mengerjakan tugas kelompok.

Pada hari pertama kerja kelompok STAD, guru harus menjelaskan pada siswa tentang apa arti kerja kelompok. Lebih khusus lagi, sebelum memulai kerja kelompok perlu dibahas peraturan-peraturan kelompok yang berlaku selama proses pembelajaran berlangsung.

Diskusi kelompok dikatakan berhasil ditandai dengan tingginya ineraksi perbincangan ilmiah antar siswa dalam satu kelompok guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemikiran.

  1. Tes

Alokasi Waktu     : ½  jam pelajaran

Gagasan Pokok    : Guru memberikan tes individu

Materi                   : Tes dengan pokok bahasan Telling Time

Guru membagi tes dan memberi cukup waktu bagi siswa untuk menyelesaikannya. Jangan membiarkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan tes. Pada tahap ini siswa bekerja dengan menunjukkan apa yang telah mereka pelajari secara individu. Pastikan untuk memberikan nilai pada tes tersebut pada pertemuan selanjutnya.

  1. Penghargaan Kelompok

Gagasan Pokok: Menentukan nilai peningkatan individu dan nilai kelompok dan Memberikan penghargaan pada kelompok hasilnya paling baik.

  1. Menentukan Nilai Individu dan Kelompok

Setelah dilaksanakan tes, ditentukan nilai dengan peningkatan individu dan kelompok serta memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki nilai tinggi. Jika memungkinkan, umumkan nilai kelompok yang diperoleh pada periode setelah pelaksanaan tes.

  1. Nilai Peningkatan dan Nilai Kelompok

Siswa memperoleh nilai peningkatan. Sebelum mulai menentukan nilai peningkatan, diperlukan satu lembar salinan nilai tes. Tujuan dar pemberian nilai dasar dan nilai peningkatan adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan nilai maksimum pada kelompoknya masing-masing apapun hasil prestasi pencapaian yang merreka peroleh sebelumnya.

Sedangkan untuk menentukan nilai kelompok adalah dengan mencatat nilai peningkatan dari masing-masing anggota kelompok pada lembar ringkasan kelompok dan membegi nilai peningkatan kelompok total dengan jumlah anggota kelompok yang hadir.

  1. Memberikan Penghargaan atas Pencapaian Nilai Kelompok

Tiga tingkat penghargaan yang diberikan dengan pedoman pemberian penghargaan berupa angka maupun berupa huruf dengen kriteria Baik, Cukup, dan Kurang. Dengan demikian, gambaran dari kerangka berfikir peneliti dapat dideskripsikan  sebagai berikut:

 

Perlakuan

Hasilan

Keadaan Sekarang

 

  1. KBM berjalan monoton
  2. Belum ditemukan strategi yang tepat
  3. Metode belum bervariasi
  4. Hasil pembelajaran masih rendah
  5. Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan strategi STAD
  6. Kualitas dan perolehan hasil pembelajaran meningkat
  7. Penjelasan mbelajaran kooperatif STAD
  8. Pelatihan pembelajarn kooperatif STAD
  9. Simulasi pembelajaran kooperatif STAD

 

 

 

 

 

 

Diskusi

Pemecahan Masalah

Penerapan STAD

Evaluasi awal                       Evaluasi efek                             Evaluasi akhir

Atas dasar diagram di atas, kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan kondisi lapangan saat ini, perlakuan yang akan dilakukan, dan hasil yang diharapkan, termasuk revisi dan siklus-siklus yang akan dilalui.

 

  1. D.      Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan yang bakal terjadi jika suatu tindakan yang dilakukan. Dari judul Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran STAD (Student Tams Achievement Division) Pada Pokok Bahasan Telling Time Kelas V MI Ma’arif Babadsari Tahun Pelajaran 2012/2013. Hipotesis tindakannya adalah “Jika pembelajaran Bahasa Inggris untuk pokok bahasan Telling Time dilakukan dengan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Devision), maka nilai rata-rata siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari akan meningkat menjadi 70”. Dengan demikian, hipotesis tindakan yang berupa strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Devision) merupakan tindakan yang diperkirakan dapat memecahkan masalah yang diteliti.

 

 

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A.      Pendekatan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan pendekatan Penelitian Eksperimen yang kualitatif. Pendekatan eksperimen dilaksanakan di tempat terselenggaranya proses pembelajaran. Data dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam perilaku alamiah. Hasil penelitiannya adalah bersifat  kualitatif yakni berupa deskriptif analitik, yaitu uraian naratif mengenai suatu proses tingkah laku subjek yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti.

 

  1. B.       Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan (Action Research) yakni penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Secara lebih spesifik lagi adalah bahwa penelitian ini adalah penelitian dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang lebih menekankan pada upaya perbaikan dan peningkatan kualitas dan proses pembelajaran yang terselenggara di dalam kelas.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, metode penelitian yang digunakan adalah angket, wawancara, pengamatan (observasi), tes, dan dokumentasi.

 

  1. C.      Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Ma’arif Babadsari, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. Subjek penelitiannya adalah seluruh obyek yang dijadikan sasaran penelitian. Populasi Penelitian Tindakan Kelas ini nadalah seluruh siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama 1,5 bulan, yaitu dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 14 Desember 2012.

  1. D.      Teknik Pengumpulan Data

Cara-cara atau teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan cara:

  1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamata terhadap tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD. Apa yang terjadi di lapangan dari awal sampai akhir ditulis oleh peneliti sebagai bekal dalam pengumpulan data.

  1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru,siswa, dan sebagian orangtua siswa kelas V perihal hasil belajar Bahasa Inggris Siswa dan juga mengenai tanggapan siswa dan semua pihak terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris terutama untuk pokok bahasan Telling Time.

  1. Studi Dokumenter

Studi dokumenter lebih menekankan pada dokumentasi, yakni barang-barang tertulis. Di dalam penelitian ini , peneliti melaksanakan dokumentasi, yakni dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis yang ada di sekolah dan atau terdapat di kelas V.

  1. Perekaman

Perekaman adalan kegiatan dimana peneliti merekam atau mengabadikan atau menyimpan serta meliput semua aktivitas yang terjadi selama proses pelaksanaan penelitian berlanngsung.

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan perekam (record) berupa Handy Cam atau kamera digital untuk merekam semua aktivitas yang berlangsung selama penelitian.

 

 

  1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain  yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemempuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa seteleh mempelejari sesuatu. Dalam hal ini, peneliti melakukan evaluasi atau tes hanya untuk materiBahasa Inggris dengan pokok bahasan Telling Time.Tes dilaksanakan setelah pokok bahasan selesai dipelajari, dan  bentuk tes adalah berupa pilihan ganda dan uraian.

  1. Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi dirinya atau hal-hal yang ia ketahui.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket jenis Check list yaitu sebuah daftar dimana responden hanya tinggal membutuhkan tanda check (√)  pada kolom yang sesuai. Sama halnya dengan Penelitian Tindakan Kelas ini, responden terkait hanya mengisi angket dengan membubuhkan tanda check. Adapun mengenai isi dari angket tersebut adalah semua hal yang berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris secara umum dan untuk materi Telling Time secara khusus.

 

  1. E.       Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan mengolah data yang sudah ada. Pekerjaan analisis data meliputi:

  1. Persiapan

Pada tahap persiapan, yang dilakukan oleh peneliti adalah memillih atau  menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja. Tahap persiapan dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan data atau analisis.

Kegiatan dalam tahap persiapan antara lain:

  1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi intrumen.
  2. Mengecek kelengkapan data (isi instrumen pengumpulan data, keutuhan instrumen)
  3. Mengecek macam isian data.
  4. Tabulasi

Dalam tahapan tabulasi, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor
  2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor

Misal: Jenis kelamin: laki-laki diberi kode (1), perempuan diberi kode (0)

  1. Mengubah jenis data yang disesuaikandengan teknik analisis data yang akan digunakan
  2. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data pada semua variabel.
  3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengelolaan data adalah secara induktif, yakni data-data yang diperoleh dikumpulkn menjadi satu dan selanjutnya dideskripsikan dari hal-hal yang khusus dan terakhir didapatkan kesimpulan umum dari data-data tersebut.

 

  1. F.       Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian tindakan kelas adalah setelah diterapkan strategi pembelajaran STAD (Student Tams Achievement Division) pada mata pelajaran Bahasa Inggris dalam pokok bahasan Telling Time. Kualitas kemampuan siswa dalam menyelesaikan pokok bahasan ini ditandai dengan meningkatnya skor rata – rata dan ketuntasan dalam belajar.

 

 

 

 

  1. G.      Prosedur Penelitian
    1. Penjajagan Awal (Analisis Kebutuhan)

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, ditemukan siswa yang berperilaku belajar, seperti tidak mengerjakan tugas dengan baik, baik tugas yang dikerjakan di kelas maupun tugas yang dikerjakan di rumah, tidak semangat belajar rendah, takut menanyakan hal-hal yang belum difahami, dan sebagainya.

Di kelas V MI Ma’arif Babadsari, hampir 50 persen belum dapat menguasai materi Bahasa Inggris tentang Telling Time (menceritakan waktu/ jam).

Dengan adanya perilaku yang muncul di atas, guru Bahasa Inggris yang masih pemula dengan masa kerja kurang dari 5 tahun merasa kesulitan untuk mengefektifkan kondisi pembelajaran karena keadaan yang ada sangat berpengaruh pada hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V, hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Telling Time, hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Telling Time.

  1. Perencanaan Tindakan

Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan bersama dengan teman sejawat dan juga kepala sekolah. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah bermusyawarah dengan pihak terkait, dalam hal ini guru dan kepala sekolah perihal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah bermusyawarah, terdapat kata sepakat mengenai tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V untuk materi Telling Time (Menceritakan Waktu/ Jam) pada siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.  Prosedur dalam tiap-tiap siklus adalah sama, yakni meliputi Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti merencanakan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang dipersiapkan dalam perencanaan tindakan diantaranya: RPP, instrumen penelitian yang diperlukan, dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu peneliti juga merumuskan rencana tindakan, berupa:

  1. Materi pelajaran Bahasa Inggris ditekankan pada materi Telling Time.
  2. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian dikatakan berhasil jika tejadi peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris untuk materi Telling Time denngan ketuntasan belajar minimal 70% siswa mampu menjawab dengan benar paling sedikit 60% dari keseluruhan soal yang ada.
  3. Menentukan instrumen penelitian siswa, berupa: Tes tertulis, tes kinerja, lembar pengamatan beserta pedoman pengamatan, kuesioner, Lembar Kerja Siswa, catatan lapangan, dan instrumen lain yang nantinya diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
  4. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah terdapat pada RPP. Pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ditekankan pada implementasi Strategi Pembelajaran STAD, yakni meliputi:

  1. Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan komponen-komponennya
  2. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pertimbangan kemampuan akademik dan jenis kelamin
  3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari
  4. Siswa ditugaskan untuk bergabung ke dalam kelompoknya masing-masing
  5. Peneliti memulai dengan memaparkan dan mendiskusikan materi yang dibahas
  6. Peneliti membagi tugas kepada setiap kelompok
  7. Peneliti melakukan observasi dan membimbing kegiatan kelompok
  8. Setelah kegiatan kelompok selesai, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang dipandu oleh guru untuk membahas hal-hal yang tidak dan atau belum terselesaikan dalam kegiatan kelompok
  9. Peneliti memberikan kuis untuk mengetahui penguasaan konsep yang dipelajari secara individual
    1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap keterampilan kooperatif STAD yang dilatihkan kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada tahap ini, peneliti juga mengumpulkan data, baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka, dan data kualitataif adalah data yang berupa huruf.

  1. Refleksi

Kegiatan pada tahap ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada tahap observasi. Dalam hal ini, peneliti menganalisis data hasil observasi yang mencakup analisis mengenai keterampilan kooperatif STAD siswa dalam melakukan kegiatan pada masing-masing tahap belajar kooperatif STAD tersebut, hasil kegiatan kelompok, dan hasil kuis yang berkaitan dengan hasil kegiatan kelompok. Selanjutnya, peneliti juga melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris siswa untuk materi Telling Time.

Peneliti juga menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Pada akhirnya, hasil-hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus sehingga pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini benar-benar akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Wacana Prima.

Basrowi, Sukidin, dkk. 2011. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1993 .Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Makalah Langkah-langkah Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi

MAKALAH

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS

BERBASIS KOMPETENSI

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas

pada mata kuliah Pembelajaran SKI di MI

Dosen pengampu Drs. H. Mukhtar Saefudin, M.Ag

 

 

 

Disusun Oleh Kelompok III:

Ade Rahmawati Arnisa           : 10.210221

Afni Nursani                            : 10.210223

Nur Laelatun Nisak                 : 10.210251

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013


KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-langkah Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi”. 

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu baik moral maupun spiritual, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari sebuah kesalahan, maka adapun makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik.

Untuk itu sebagai perantara perbaikan menuju kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

 

 

 

Kebumen, 01 April 2013

 

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1

  1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 1
  2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….. 2

  1. Langkah-langkah Pengembangan Silabus……………………………………………. 2
  2. Proses Penyusunan Silabus……………………………………………………………… 10
  3. Format Silabus………………………………………………………………………….. …. 11

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………… 13

  1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… …. 13
  2. Saran …………………………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. …. 14

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar belakang

Peran pembelajar (guru/dosen) di sekolah tidak hanya memberikan materi terhada pebelajar (di SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi) akan tetapi pebelajar harus memberi wahana baru dan inovasi kepada pembelajarannya. Pembelajaran harus diposisikan sebagai agen modernisasi dalam segala bidang, dan harus memiliki visi tentang apa yang diperbuat bagi pebelajarnya, mengapa dia melakuakan suatu perbuatan dan bagaimana cara dia melakukannnnya terhadap pembelajarannya itu. Dalam hal ini pengembangan silabus berperan penting karena merupakan salah satu tahapan kurikulum, khususnya untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus dipelajari?”.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pada kesempatan ini kami akan coba membahas tentang langkah-langkah pengembangan silabus tersebut.

 

  1. B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus berbasis kompetensi?
  2. Bagaimana proses penyusunan silabus?
  3. Bagaimana format silabus?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Langkah-langkah pengembangan silabus

Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Dediknas, 2004) yaitu:

1)      Mengisi identitas Silabus

Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan semester.  Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.

2)      Menuliskan Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.

Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
  2. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
  3. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan semester.

3)      Menuliskan Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.

Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. urutan berdasarkan hirarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar;
  2. keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; dan
  3. keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.

4)      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu mempertimbangkan:

  1. relevansi materi pokok dengan SK dan KD;
  2. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta  didik;
  3. kebermanfaatan bagi peserta didik;
  4. struktur keilmuan;
  5. kedalaman dan keluasan materi;
  6. relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dan
  7. alokasi waktu.

Selain hal-hal di atas, dalam mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran harus diperhatikan prinsip-prinsip:

  1. kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya;
  2. tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;
  3. kebermanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;
  4. layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
  5. menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

5)      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

  1. Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  2. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
  3. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
  4. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
  5. Materi  kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
  6. Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
  7. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi KD-KD yang memerlukan prasyarat tertentu.
  8. Pembelajaran  bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi tertentu).
  9. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

  1. Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
  2. Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran.
  3. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia.
  4. Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
  5. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

6)      Merumuskan Indikator

Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan indikator.  Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria berikut ini. Kriteria indikator adalah sebagai berikut.

  1. Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
  2. Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
  3. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
  4. Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor).
  5. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
  6. Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
  7. Menggunakan kata kerja operasional.

7)      Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih dahulu diperhatikan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen.

  1. a.      Teknik Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.  Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. 

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.

Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

1)        Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.

2)        Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.

3)        Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

4)        Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

5)        Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.

6)        Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.

7)        Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.

8)        Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik  formal maupun nonformal secara berkesinambungan.

9)        Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

10)    Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.

11)    Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.

12)    Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi  siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.

13)    Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan  melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

  1. b.      Bentuk Instrumen

Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya.

1)        Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.

2)        Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.

3)        Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.

4)        Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.

5)        Observasi,  menggunakan lembar observasi.

6)        Wawancara, menggunakan pedoman wawancara

7)        Portofolio, menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.

8)        Penilaian diri, menggunakan lembar penilaian diri

Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.

  1. c.       Contoh Instrumen

          Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.  Namun, apabila dipandang hal itu menyu­lit­kan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.

8)      Menentukan Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:

  1. Minggu efektif per semester,
  2. Alokasi waktu mata pelajaran, dan
  3. Jumlah kompetensi per semester.

9)      Menentukan Sumber Belajar  

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.

 

10)   Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan

Nilai karakter dipilih dari 18 (delapan belas) nilai utama yang disesuaikan dengan karakterisktik Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

 

  1. B.     Proses Penyusunan Silabus
  2. 1.      Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.

  1. 2.      Pelaksanaan 

Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

  1. 3.      Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

  1. 4.      Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria rancangan silabus dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

  1. 5.      Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan model-model penilaian kurikulum.

 

 

  1. C.    Format Silabus
  2. 1.      Komponen silabus

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.

  1. Identitas Silabus
  2. Standar Kompentensi
  3. Kompetensi Dasar
  4. Materi Pokok/Pembelajaran
  5. Kegiatan Pembelajaran
  6. Indikator
  7. Penilaian
  8. Alokasi Waktu
  9. Sumber Belajar
  10. Nilai Karakter

Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam contoh format silabus secara horisontal atau vertikal sebagai berikut.

  1. 2.      Format 1: Horizontal

SILABUS PEMBELAJARAN

 

Sekolah/Madrasah                        : …..

Kelas                                            : …..

Mata Pelajaran                              : …..

Semester                                       : …..

Standar Kompetensi                     : …..

        

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Nilai Karakter

Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

               

 

 
               

 

 
               

 

 

 

  1. 3.      Format 2: Vertikal

SILABUS PEMBELAJARAN

 

Nama Sekolah/Madrasah             : ……

Mata Pelajaran                              : ……

Kelas/Semester                             : ……

 

                                   I.            Standar Kompetensi             : …………………..

                                II.            Kompetensi Dasar                 : …………………..

                             III.            Materi Pokok/Pembelajaran  : …………………..

                             IV.            Kegiatan Pembelajaran         : …………………..

                                V.            Indikator                               : …………………..

                             VI.            Penilaian                                : …………………..

                          VII.            Alokasi Waktu                      : …………………..

                       VIII.            Sumber Belajar                      : …………………..

                             IX.            Nilai Karakter                       : …………………..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.    Kesimpulan
  2. Langkah-langkah pengembangan silabus, antara lain:
    1. Mengisi identitas Silabus
    2. Menuliskan Standar Kompetensi
    3. Menuliskan Kompetensi Dasar
    4. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
    5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
    6. Merumuskan Indikator
    7. Penilaian
    8. Menentukan Alokasi Waktu
    9. Menentukan Sumber Belajar
    10. Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan
    11. Proses penyusunan silabus, antara lain:
      1. Perencanaan
      2. Pelaksanaan
      3. Perbaikan
      4. Pemantapan
      5. Penilaian silabus
      6. Format silabus dibagi menjadi dua, yaitu:
        1. Format horizontal
        2. Format vertikal

 

  1. B.     Saran

Makalah ini kalau diperhatikan dalam penulisannya dan penyajiannya memang sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan sekali sebuah kritikan atau saran yang sekiranya membangun guna perbaikan makalah selanjutnya. Dan mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Abdul majid. 2009. Perencanaa Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Suatu Pendekatan Praktis Merencanakan Pembelajaran Di Sd/Mi Berdasarkan Ktsp. Kebumen: Aswaja Presindo.

 http://wahyu-wicak.blogspot.com/2010/12/pengembangan-silabus-berbasis.html, 31/03/2013

 

makalah Praktik Pengalaman Ibadah

MAKALAH

BACAAN-BACAAN DOA

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas

pada mata kuliah Praktik Pengalaman Ibadah

Dosen pengampu Drs. H. Fauzi Ma’sum. M.Pd.I.

 

 

 

Disusun Oleh Kelompok I:

Ade Rahmawati Arnisa           : 10.210221

Afni Nursani                            : 10.210223

Ari Wijayanti                           :10.210225

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013


KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bacaan-bacaan Doa”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu baik moral maupun spiritual, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini.Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari sebuah kesalahan, maka adapun makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik.

Untuk itu sebagai perantara perbaikan menuju kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

 

 

 

Kebumen, 26 Maret 2012

Penulis

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………

  1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………….
  2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………….

  1. Adzan ……………………………………………………………………………………………..
  2. Iqamat ……………………………………………………………………………………………..
  3. Bacaan-bacaan setelah salat ………………………………………………………..
  4. Adab berdoa dan doa sehari-hari…………………………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………….

Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………

BAB I

PEMBASAHAN

  1. A.    ADZAN

Sebelum melakukan salat fardhu disyariatkan melalukan adzan. Adzan ialah panggailan berupa pemberitahuan tentang datangnya waktu salat fardhu dengan menggunakan lafal tertentu. Dengan adzan akan memudahkan setiap orang untuk mengetahui masuk waktu dan melakukan salat berjamaah pada awal waktunya. Selain dari adzan berguna pula untuk lebih menampakkan syiar Islam di muka umum. Firman Allah SWT, pada Quran Surat Al-Jum’ah: 9, yaitu:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabiladiseru untuk menunaikan salat pada hari jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya (Al-Jum’ah:9)

Cara melakukan adzan

Adzan dillakukan dengan mengikuti ketentuan dan tata cara sebagai berikut:

  1. Orang yang adzan (muadzdzin) terlebih dahulu mensucikan dirinya dari hadas kecil dan hadas besar
  2. Adzan sebaiknya dikumandangakan sambil berdiri dengan menghadapkan ke muka arah kiblat, kemudian memasukkan kedua ujung jari telunjuk ke lubang dua telinga
  3. Membaca basmallah, kemudian mengumandangkan adzan dengan lafal, sebagai berikut:

الله اكبر الله اكبر  x٢
اشهد ان لااله الا الله  x٢
اشهد ان محمدارسول الله  x٢
حي علي الصلاة  x٢
حي علي الفلاح  x٢
الله اكبر الله اكبر  x١
لا اله الا الله  x١

Catatan:  Dalam adzan shalat subuh, diantara kalimat “Hayya ‘alal-falaah”, dan Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, ditambah dengan kalimat :

  1. Bacaan adzan tersebut diucapkan dengan suara lantang, keras dan merdu, tanpa tergesa-gesa
  2. Menolehkan muka dan dada kearah kanan, ketika mengumandangkan :

حي علي الصلاة dan kearah kiri ketika mengumandangkan:

حي علي الفلاح

  1. Sesudah mengucapkan حي علي الصلاة dan  حي علي الفلاح pada adzan shubuh, hendaklah ditambahkan lafal: الصلاة خير من النوم (Shalat itu lebih baik dari pada tidur) sebanyak dua kali, lafal ini disebut kalimat “Tatswib”
  2. Bagi orang yang mendengarkan adzan disunatkan mengikutinya dengan suara lemah seperti ucapan muaddzin, kecuali ketika mendengarkan lafal : حي علي الصلاة dan حي علي الفلاح hendaknya sahuti dengan ucapan:

 

  1. B.     IQAMAT

Iqamat yaitu pemberitahuan kedapa para jamaah yang telah hadir, bahwa salat akan segera dimulai dan di minta agar jamaah segera siap dan berdiri untuk mengerjakan salat.

Cara melakukan iqamat

Cara melakukan iqamat dengan mengikuti ketentuan dan tata cara sebagai berikut:

  1. Iqamat dilakukan oleh orang yang dalam keadaan suci dari hadas kecil dan hadas besar serta berdiri menghadap kiblat, seperti melakukan adzan
  2. Iqamat dilakukan setelah selesai adzan dan para jamaah mengerjakan salat sunat pada waktu yang disunatkan salat
  3. Iqamat dilakukan dengan mengucapkan lafal-lafal sebagai berikut:

الله اكبر الله اكبر ١
اشهد ان لا اله الا الله ١
اشهد ان محمدارسول الله ١
حي علي الصلاة ١
حي علي الفلاح ١
قدقامت الصلاة ٢
الله اكبر الله اكبر ١
لا اله الا الله ١

Artinya:

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku menyaksikan bahawa Tiada Tuhan melainkan Allah. Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah. Marilah Sembahyang. Marilah kepada kejayaan. Sesungguhnya sudah hampir mengerjakan sembahyang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan melainkan Allah”

Doa setelah adzan dan iqamat:

 

Artinya:
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan! Berikanlah junjungan kami, Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, dan derajat yang tinggi! Dan angkatlah ia ketempat (kedudukan) yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tak akan menyalahi janji”

 

  1. C.    BACAAN-BACAAN SETELAH SALAT
    1. Membaca Istighfar 3x yaitu:

Artinya:

“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung yang tiada Tuhan kecuali Dia yang Maha Berdiri Sendiri dan aku bertobat padaNya.”

  1. Membaca 3x

    Artinya:
    “Tiada Tuhan selain Allah yang satu tiada sekutu bagiNya.  Kepunyaannyalah kerajaan dan puj-pujian,  Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

  2. Membaca
    Artinya:
    Ya Allah Engkau adalah sumber keselamatan, darimulah keselamatan kepadaMu-lah kembali keselamatan maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami,  dengan keselamatan meaukkanlah kami kedalam surga ; tempat keselamatan; Maha Kebaikan Engkau dan Maha Tinggi Engkau wahai Dzat Yang Mempunyai Keagungan dan Kemulyaan.
  3. Membaca Subhanallah 33 x, Alhamdulillah 33 x, Allahu Akbar 33x

سُبْحَانَ اللهِ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَاللهُ أَكْبَرُ

  1. 5.      MembacaArtinya:
    Tiada Tuhan selain Allah yang satu tiada sekutu bagiNya.  Kepunyaannyalah kerajaan dan puj-pujian,  Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu diteruskan

    Artinya:

”Dan tidak ada daya upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung”
Demikianlah bacaan sederhana setelah sholat kemudian diteruskan dengan membaca doa sederhana setelah sholat.
agar shalat tersebut sempurna dan hendaklah ditutup dengan doa Dibawah ini kami tulis doa sederhana setelah shalat. Doa ini kami susun ringkas dengan tujuan agar mudah dibaca dan diamalkan:

  1. Doa pembuka
    Doa ini dibaca didepan pada setiap doa apapun yang kita baca dengan tujuan semoga doa kita nantinya dapat diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Inti pembuka doa ada 2 yaitu hamdalah dan selawat, berikut lafaznya :Artinya”:

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, limpahkanlah selawat dan salam kepada tuan kami Muhammad dan Keluarga tuan kami Muhammad”.

  1. Doa untuk kedua orang tua
    Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghira
    “Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku waktu kecil”.
  2. Doa keselamatan

    Artinya:
    “Ya Allah, kami memohon kepadaMu keselamatan dalam beragama, kesehetan pada tubuh, tambahan ilmu, keberkahan dalam rezeki, tobat sebelum mati, kasih sayang ketika ajal dan ampunan setelah mati”

  3. Doa mendapat ilmu yang bermanfaat

    Artinya:
    “Ya Alloh, berilah kami kamanfaatan ilmu yang Engkau ajarkan pada kami, ajarilah kami ajaran yang bermanfaat dan berilah kami rezeki berupa ilmu yang berguna bagi kami dalam urusan agama, dunia dan akhirat”.

  4. Doa sapu jagad ( doa yang mencakup segalanya )

    Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar
    “Wahai Tuhan kami, berilah kkami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka”.

  5. Penutup doa

Penutup doa ini dibaca untuk menutup doa yang kita baca. Sebagaimana pembuka doa, penutup doa juga terdiri dari dua yaitu hamdalah dan shalawat. Berikut lafaznya:

Artinya:
“Dan semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada tuan kami Muhammad beserta keluarga dan para sahabat. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalin alam”.

 

  1. D.    ADAB BERDOA

Waktu berdoa tidak hanya pada waktu menderita, gelisah atau susah saja, tetapi dalam keadaan senang dan dalam keadaan bahagiapun senantiasa berdoa. Sebab berdoa adalah termasuk ibadah dan bahkan merupakan oak dari semua ibadah yang dilakukan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

 

Artinya: Doa itu adalah otak ibadah (Riwayat Bukhari)

Doa adalah sebagai alat atau media untuk berhubungan antara makhluk dengan khalik. Sebagaimana halnya ibadah salat dan ibadah-ibadah lainnya di perintshkan oleh Allah, maka berdoa pun diperintahkan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 55-56:

 

Artinya: “Berdoa pada Tuhanmu dengan rendah hati (dengan) hati nurani, sesungguhnya Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini, sesudah diadakan perbaikan dan berdoalah kepada Tuhanmu dengan perasaan takut dan penuh harapan. Sesungguhnya rahmat Allah dekat pada orang-orang yang berbuat kebaikan” (Al-A’raf:55-56)

Pada ayat lain disebutkan, yaitu:

 

Artinya:”Dan Tuhan kamu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,, nanti-Ku perkenankan (permintaan) kamu itu. Sesungguhnya orang yang menyombongkan dirinya menyambah Aku, akan masuk neraka jahanman dengan kehinaan (Al-Mu’min:60)

Dalil-dalil tersebut di atas jelas terlihat, bahwa orang yang berdoa dengan hati yang merendah yang keluar dari hati nurani yang tulus ikhlas, diliputi dengan perasaan takut namun penuh harapan, doanya akan dikabulkan.

Adapun adab berdoa menurut Iman Al-Ghozali dakan kitabnya Ikhya’ Ulumuddin ada sepuluh, yaitu:

  1. Memilih waktu-waktu mulia, di antaranya:
    1. Bertepatan dengan hari Arafah
    2. Selama dalam bulan Ramadhan
    3. Memilih hari Jumat
    4. Pada waktu sahur (sepertiga malam terakhir)
  2. Mengambil segala hal keadaan yang mulia, antara lain:
    1. Ketika maju di medan pertempuran
    2. Ketika mengerjakan salat lima waktu
    3. Doa antara azan dan iqamat tidak ditolak
    4. Doa orang puasa
    5. Doa ketika berbuka
    6. Ketika bersujud
  3. Dengan menghadap kiblat dan mengangkat tangan
  4. Merendahkan suara antara sembunyi dan nyaring
    1. Allah memuji Nabi Zakaria as, sebab beluai berdoa dengan suara lembut (berbisik)
    2. Disunatkan berdoa dengan penuh kerendahan dan suara jiwa
  5. Tidak melebih-lebihkan sajak/ melampaui batas

Hendaklah membatasinya dengan doa-doa yang ma’tsur

  1. Merendahkan diri dan khusyu’ serta gentar
  2. Mantap, berdoa dan yakin akan diterima
  3. Bersungguh-sungguh dan mengulang-ulangi tiga kali, jangan merasa terlambat diterima doa itu
  4. Memualinya dengan membaca zikir dan bershalawat kepada Nabi SAW
  5. Yang terpenting dan merupakan pokok terkabulnya doa, bertaubat, mengembalikan segala kedzaliman dan menghadap sungguh-sungguh pada Allah

Adab berdoa ini perlu diperhatikan dan dipraktekan, agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT

  1. E.     DOA SEHARI-HARI

Adapun doa-doa untuk sehari-hari, antara lain:

  1. Doa untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat

 

 

Artinya:

“Ya Allah, kami memohon kepadaMu keselamatan dalam beragama, kesehetan pada tubuh, tambahan ilmu, keberkahan dalam rezeki, tobat sebelum mati, kasih sayang ketika ajal dan ampunan setelah mati”

  1. Doa keselamatan

Artinya:
“Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir.” (Qs. Yunus: 85-86)

  1. Doa untuk minta ampun bagi dirinya sendiri dan ibu bapaknya
  2. Doa minta mulia keluarga

رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Artinya:

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah bagi kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Furqon: 74)

  1. Doa ketika bersin

Rasulullah saw bersabda:

Apabila seseorang di antara kamu bersin, hendaklah mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Artinya:

“Segala puji bagi Allah”

Lantas saudara atau temannya yang mendengarkan mengucapkan:

يَرْحَمُكَ اللهُ

Artinya:

“Semoga Allah memberi rahmat kepadaMu”

Bila teman atau saudaranya mengucapkan demikian, bacalah:

يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

Artinya:

“Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu” (HR. Al-Bukhari)

  1. Doa menghilangkan marah

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم،اللهم اغفرلي ذنبي واذهب غيظ قلبي وأجرني من الشيطان الرجيم

Artinya :

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, Yaa Allah ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari setan yang terkutuk”

  1. Doa ketika menerima berita orang meninggal

 

  1. Doa akan tidur

بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ

Artinya :

Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati”

  1. Doa bangun tidur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Artinya :

Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit”

  1. Doa menjelang pagi

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑِﻚَ ﺃَﺻْﺒَﺤْﻨَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﺃَﻣْﺴَﻴْﻨَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﻧَﺤْﻴَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﻧَﻤُﻮﺕُ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍَﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ

Artinya:

“Ya Allah dengan kekuasaanmu aku memasuki pagi, dengan kekuasaanmu aku memasuki petang, dengan kekuasaanmu aku hidup, dengan kekuasaanmu aku mati, dan kepadamulah tempat kembali”

  1. Doa keluar rumah

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja”

  1. Doa ketika masuk rumah

السلام علينا وعلي عباد الله الصالحين اللهم إني أسألك خير المولج وخير المخرج بسم الله ولجنا وبسم الله خرجنا وعلي الله توكلنا الحمد لله الذي أواني

Artinya :

“Semoga Allah mencurahkan keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang shalih. Ya Allah, bahwasanya aku memohon pada-Mu kebaikan tempat masuk dan tempat keluarku. Dengan menyebut nama-Mu aku masuk, dan dengan mneyebut nama Allah aku keluar. Dan kepada Allah Tuhan kami, kami berserah diri. Segala
puji bagi Allah yang telah melindungi kami” (HR. Abu Daud)

  1. Doa berpergian

اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ

Artinya:

“Ya Allah, mudahkanlah kami berpergian ini, dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah, Engkaulah menemani dalam berpergian dan Engkau pulalah yang melindungi keluarga”

  1. Doa ketika menghadapi hidangan

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْماَ رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 Artinya:

“Ya Alloh berkahilah pada makanan yang telah Engkau rizkikan pada kami dan jagalah kami dari api neraka”

  1. Doa sesudah makan dan minum

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

Artinya:

Segala puji bagi Alloh Yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan Yang menjadikan kami sebagai orang-orang islam”

  1. Doa ketika lupa berdoa makal dan minum

بسم الله أوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Artinya
“Dengan menyebut asma’ Alloh pada permulaan dan akhiran”

  1. Doa sesudah berbuka puasa

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَالله

Artinya:

“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang paling welas asih, Telah hilanglah dahaga telah basahlah kerongkongan semoga ada pahala yang ditetapkan jika Allah menghendaki”

  1. Doa minta tetap Iman dan Islam

 

  1. Doa mohon kesabaran

رَبَّنَا`اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًٰ وَشَبِّتْ أَقْدَٰمَنَاوَٰنْصُرْنَاعَلَىٰ ْلقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ

Artinya:

“Ya Allah, ya Tuhan kaim, limpahkanlah kesabaran atas kami, tetapkanlah kedua telapak kaki kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang

  1. Doa masuk WC/Toilet

اللهم إني أعوذبك من الخبث والخبائث

Artinya :

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari syaitan besar laki-laki dan betina” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Doa keluar WC/Toilet
    غفرانك الحمدلله الذي أذهب عني الأذي وعافني

Artinya:

“Ku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakitku dan telah menyembuhkan/menyelamatkan (HR. Abu Daud)