LAPORAN KKN 2014

LAPORAN KELOMPOK
KULIAH KERJA NYATA (KKN) STAINU KEBUMEN
ANGKATAN XVIII TAHUN AKADEMIK 2013/2014
DI DESA KARANGSARI KECAMATAN BUAYAN

Nama Anggota Kelompok:
1. Ade Rahmawati Arnisa (10210221)
2. Afni Nursani (10210223)
3. Amtingatus Solikhah (10210225)
4. Assofiani (10210227)
5. Hifdyah Ratna Rahayu (10210238)
6. Inggit Anggorowati (10210240)
7. Agus Surawan (10210332)
8. Moh. Nurwahid (10210244)
9. Slamet Wahibi (2103859)

“Penguatan Loyalitas Desa Berlandaskan Nilai-nilai Islam Rahmatalil’alamin”

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(IAINU) KEBUMEN
TAHUN 2014

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KELOMPOK PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)
MAHASISWA IAINU KEBUMEN ANGKATAN XVIII
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
DI DESA KARANGSARI KECAMATAN BUAYAN
KABUPATEN KEBUMEN TELAH DITELITI KEBENARANNYA SERTA DINYATAKAN SAH OLEH DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN (DPL) DAN KEPALA DESA KARANGSARI

DISAHKAN PADA :
HARI :…………………………………………………………..
TANGGAL :…………………………………………………………..

Kepala Desa Karangsari

Teguh Imam Santosa Dosen Pembimbing Lapangan

Siswanto, S.Ag M.Pd.I
NIK. 20060901092

KATA PENGANTAR

Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahimi
Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya yang telah diberikan, baik kenikmatan kesempatan, kesehatan dan nikmat iman, sehingga Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen angkatan XVIII di Desa Karangsari, Kecamatan Buayan telah berakhir dengan baik.
Dengan berakhirnya KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari Kecamatan Buayan, maka kami peserta KKN IAINU Kebumen yang berjumlah sembilan orang akan menyusun laporan kegiatan yang dilaksanakan, terhitung sejak tanggal 09 Desember s/d 09 Februari 2014.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah upaya kami peserta KKN untuk berpartisipasi dalam memperkuat kualitas keberagamaan masyarakat Buayan khususnya masyarakat Desa Karangsari yang pada dasarnya sebagian besar masyarakat Karangsari sudah memiliki jiwa keberagamaan yang sangat bagus. Namun program-program yang kami laksanakan tidak mungkin terlaksana tanpa adanya dukungan pemerintah setempat, tokoh, pemuka masyarakat, dan semua pihak yang terkait khususnya masyarakat Karangsari.
Oleh sebab itu, atas nama peserta KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari, Kecamatan Buayan mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAINU Kebumen, yang telah memberikan bimbingan serta lindungan dalam pelaksanaan kegiatan KKN.
2. Ketua P3M IAINU Kebumen, bapak HM. Bahrul Ilmie,S.Ag. M.Hum yang telah memberikan motivasi serta kontribusi terkait pelaksanaan kegiatan KKN
3. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), bapak Siswanto, S.Ag M.Pd.I, yang telah banyak membimbing kami demi terlaksananya kegiatan KKN
4. Camat Buayan, Supoyo,S.Sos beserta perangkat pemerintahan Kecamatan yang telah memberikan banyak membantu kami dalam memahami masyarakat karangsari serta bantuan pengetahuan dan pengalaman terkait kegiatan pemerintahan.
5. Kepala Desa Karangsari, Bapak Teguh Imam Santosa beserta keluarga yang senantisa memberikan masukan dan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
6. Mahasiswa peserta KKN IAINU Kebumen Kecamatan Buayan khususunya pada teman-teman KKN di Desa Karangsari yang memberikan inspirasi dan kerjasamanya dalam menjalankan kegiatan KKN.
7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang telah membantu mensukseskan kegiatan KKN di Desa Karangsari ini.
Akhirnya kami peserta KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kehilafan selama beraktifitas dengan masyarakat.
Dalam penyusunan laporan ini kami sadar masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik konstruktif demi perbaikan karya tulis kami di masa mendatang sangat kami harapkan. Laporan ini kami buat dengan sebaik-baiknya tanpa mengurangi akurasi dan kevalidan data yang ada. Kami tidak dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat, semoga amal baik bapak/ibu serta semua dan pemuda pemudi masyarakat karangsari mendapat balasan dari Allah SWT.

Kebumen, Maret 2014

Team KKN IAINU Kebumen
Angkatan XVIII Desa Karangsari

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Letak Biografi Desa 1
B. Monografi dan Demografi Desa 2
C. Keadaan Sosial Ekonomi Sekitar Desa 3
D. Keadaan Budaya Sekitar Desa 5
E. Keadaan Lembaga Sos. Keagamaan Masyarakat Desa 6
F. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Desa 6

BAB II OBSERVASI AWAL DAN RENNCANA PROGRAM KERJA 8
A. Identifikasi Masalah 8
1. Non fisik
2. Fisik
B. Program Kerja KKN di Desa Karangsari 10
1. Non fisik
2. Fisik
C. Faktor Penghambat dan Pendukung 18

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM DAN PROBLEMATIKA 19
A. Tabulasi Hasil Kegiatan Program 19
1. Non fisik
2. Fisik
B. Faktor Penghambat dan Pendukung 27
C. Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan KKN 27
D. Solusi yang Ditawarkan dan Disepakati untuk Dilakukan 28

BAB IV LAPORAN HASIL PENYELUSURAN DATA PENELITIAN
TENTANG WAJAR DIKDAS 9 TAHUN
A. Desa 29
B. Upaya Masyarakat 29
C. Upaya Pendirian/Pengembangan Madrasah Diniyah 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 31
B. Saran 31
C. Penutup 32
FOTO-FOTO KEGIATAN 33
LAMPIRAN – LAMPIRAN 34

BAB I
PENDAHULUAN

A. Letak Biografi Desa
Desa Karangsari merupakan salah satu dari 20 desa di Kecamatan Buayan yang terletak 5 Km ke arah utara dari kota Kecamatan.
Secara administratif Desa Karangsari dengan kondisi wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Rogodono
Sebelah Timur : Desa Madureso dan Desa Gumawang Kec. Kuwarasan
Sebelah Selatan : DesaSikayu
Sebelah Barat : Desa Sikayu

Luas Desa Karangsari 131.081 Ha. Iklim Desa Karangsari sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim kemarau dan penghujan, hal ini mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Karangsari kecamatan Buayan.
Desa Karangsari mempunyai potensi dalam bidang perekonomian. Sebagian besar penduduk desa ini berprofesi di bidang usaha pertanian. Hal ini sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan dan perekonomian. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, sehingga banyak masyarakat masih mengesampingkan pendidikan dan lebih memprioritaskan bercocok tanam di kebun masing-masing ataupun bahkan kebanyakan pemuda pergi merantau ke kota. Fenomena ini bisa dilihat dari banyaknya orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya
Pemerintahan desa bukan berarti tidak memperdulikan kemajuan di bidang pembangunan, akan tetapi sudah banyak usaha yang dilakukan oleh desa dalam hal membenahi dan memajukan sarana pendidikan dan infrastruktur Desa Karangsari tersebut. Namun usaha tersebut belum mencapai hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin pedulinya pemerintahan desa dan masyarakat untuk memajukan desa dalam sektor pendidikan, kesehatan, perekonomian dengan cara mengusulkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Kebumen.

B. Monografi dan Demografi Desa
Desa Karangsari memang memiliki wilayah yang cukup luas, namun luasnya wilayah belum diimbangi dengan jumlah penduduknya. Adapun jumlah penduduk Desa Karangsari dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Data Jumlah Penduduk Desa Karangsari
RT RW I RW II
RT 01 196 276
RT 02 289 149
RT 03 183 108
RT 04 125 185
RT 05 218 107
JUMLAH 1011 815

Tabel 2
Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 Tidak Sekolah 0
2 Pra Sekolah 170
3 Tidak Tamat SD 52
4 Tamat SD 811
5 Tamat SLTP/Sederajat 502
6 Tamat SLTA 265
7 Tamat Diploma 43
8 Tamat Sarjana (S1) 19
9 Tamat Pasca Sarjana (S2) 0
10 Tamat Doktor (S3) 0

Table 3
Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Karangsari
No Mata Pencaharian Jumlah / Orang
1 Petani 632 orang
2 Buruh 580 orang
3 Pegawai Negeri/Pensiunan 27 orang
4 Pengrajin 1 orang
5 Nelayan –
6 Montir –
7 Dokter –
8 POLRI/ABRI –
9 Perangkat Desa 9 orang
10 Sopir 4 orang
11 Wiraswasta 9 orang
12 Tukang kayu/Bangunan 37 orang
13 Pedagang 70 orang

C. Keadaan Sosial Ekonomi Sekitar Desa
Kondisi sosial masyarakat Desa Karangsari masih sangat tinggi, mereka masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan. Kesosialan warga masyarakat dapat terlihat dari kegotong royongan dan tolong menolong yang masih sangat terjalin dengan baik antar warga. Hal ini menunjukkan adanya kerukunan warga masyarakat yang sangat mendominasi nilai-nilai sosial.

Sedangkan keadaan ekonomi masyarakat Karangsari sebagian besar adalah petani. Adapun potensi unggulan Desa Karangsari antara lain:
1. Bidang Perkebunan
Desa Karangsari termasuk desa yang potensial dalam bidang pertanian. Masyarakat Desa Karangsari pada umumnya adalah masyarakat penggarap ladang, dan sebagian kecil mengurus lahan pertanian. Hasil utama pertanian yang dihasilkan seperti ubi kayu, kapulaga, tales, ubi jalar, jagung, kelapa, kencur, kunyit, pisang, dan melinjo. Kegiatan lain yang sering dilakukan yaitu membudidayakan tanaman produktif yang diambil kayunya untuk dijual dan manfaatkan sebagai bahan bakar kebutuhan masak-memasak. Hasil dari perkubunan yaitu kayu glondong seperti jati, mahoni, kelapa, albasia, akasia, dll.
2. Bidang Peternakan
Dampak dari limpahan kekayaan alam akan kesuburan tanahnya, masyarakat DesaKarangsari selain memanfaatkan untuk kegiatan pertanian juga memanfaatkanya untuk kegiatan peternakan. Kegiatan peternakan yang dilakukan seperti : ternak sapi, kambing, ayam, lele. Kegiatan ini sangat menyokong perekonomian masyarakat baik kebutuhan sehari-harimaupun kebutuhan lain yang bersifat insidental sehingga kondisi lingkunganDesa Karangsari sangat mendukung untuk prospek kedepan.
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Karangsari Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut :
No Ternak Jumlah
1 Sapi 24 Ekor
2 Kerbau –
3 Babi –
4 Ayam 1278 Ekor
5 Bebek 75 Ekor
6 Kuda –
7 Kambing 216 Ekor
8 Puyuh –
9 Enthok 79 Ekor
10 Angsa 9 Ekor

3. Pertumbuhan Ekonomi
Sesuai dengan bidang desa yang merupakan daerah agraris, maka struktur ekonominya lebih dominan kepada sektor pertanian disamping sektor-sektor lainnya.Tingkat pertumbuhan diluar sektor unggulan (pertanian) dapat berkembang apabila adanya perhatian yang lebih dari pemerintah daerah dengan membuka akses pemasaran yang mudah dijangkau oleh masyarakat diluar Desa Karangsari ini.Selain itu pembinaan dalam rangka mensosialisasikan pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh.Adanya pembentukan di Desa Karangsari diharapkan dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dibidang perekonomian.

D. Keadaan Budaya Sekitar Desa
Sebagaimana masyarakat pedesaan pada umumnya, masyarakat Desa Karangsari adalah masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi lama yang masih melestarikan budaya gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Budaya gotong-royong senantiasa tampak pada kehidupan sehari-hari, hal ini mencerminkan tingginya rasa solidaritas dan sosial masyarakat.
Budaya indigenous masyarakat pedesaan yang patut dipertahankan ini tercerminkan dalam kebiasaan bantu-membantu antara satu dengan yang lainnya. Budaya gotong royong dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi maupun kelompok, seperti kerja bhakti membersihkan lingkungan desa, memanen hasil pertanian serta mengolah lahan pertanian, membangun rumah ataupun tempat-tempat umum dan ibadah serta sambatan dalam acara hajatan ataupun bantu-membantu bila ada yang terkena musibah. Rasa toleransi beragama antar warga masyarakat menjadi suatu sikapyang tetap terabadikan dalam jiwa kehidupan masyarakat Desa Karangsari. Heterogenitas keberagamaan masyarakat yang ada, tidak sampai mencetuskan rasa permusuhan antar pengikutnya sehingga kesatuan dan keutuhan masyarakat tetap kokoh.
Budaya yang ada di Desa Karangsari sebagian besar masih mengikuti adat istiadat dari orang tua yang diambil dari kebiasaan penduduk asli Desa Karangsari ataupun dari budaya keagamaan. Adat istiadat di Desa Karangsari juga masih dilestarikan dengan baik, seperti adat dalam upacara perkawinan, kelahiran, kematian, pengelolaan hutan, pengelolaan tanah pertanian dan adat dalam memecahkan konflik warga.
Sedangkan seni budaya lama yang berkembang di Desa Karangsari adalah jam janeng dan rebana klasik dan karawitan. Antusias masyarakat dalam mengikuti seni budaya tersebut sangat baik, hal dikarenakan budaya yang ada merupakan warisan nenek moyang daerah setempat. Untuk mewariskan seni budaya ini, para sesepuh yang ahli dalam memainkan seni budaya tersebut melakukan bimbingan kepada generasi muda terutama pada anak-anak tingkat sekolah dasar. Selain itu setiap malam minggu masyarakat juga berlatih dalam rangka menumbuhkembangkan budaya-budaya tersebut agar tetap lestari.

E. Keadaan Lembaga Sosial Keagamaan Masyarakat Sekitar Desa
Masyarakat Desa Karangsari hampir 80% beragama Islam. Sikap keberagamaan masyarakat karangsari sangat baik, hal ini terbukti dari kegiataan keberagamaan yang ada seperti Yasinan, Tahlilan, Shalawat al-Barzanji, Nariyahan dan juga pengajian Selapanan rutin dll. Untuk anak-anak rutinitas mengaji di TPQ ataupun majlis ta’lim juga dilaksanakan di dukuh masing-masing baik di masjid maupun di mushola. Organisasi keagamaan yang berkembang di masyarakat terbagi dalam organisasi besar yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Melihat adanya organisasi tersebut, kehidupan masyarakat semakin terlihat keanekaragaman dalam kehidupan keberagamaannya.
Wilayah di Desa Karangsari sudah diadakan kelompok yasinan ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilaksanakan secara rutin pada hari yang telah ditentukan dan disepakati oleh warga masyarakat. Kegiatan yasinan dilakukan secara bergilir dari rumah yang satu ke rumah yang lainnya sesuai dengan kesepakatan.

F. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Desa
Susunan pejabat pemerintahan Desa Karangsari meliputi Kepala Desa , Sekertaris Desa, Kaur, Kadus, RW, RT, Pengurus BPD, LKMD, dan pengurus PKK.
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan warga, pemerintah Desa Karangsari melakukan pembinaan dan penyuluhan serta pelayanan kesehatan dan Posyandu.
Kebutuhan esensial akan pendidikan dan keamanan warganya maka Desa Karangsari juga memiliki fasilitas pendidikan dan keamanan sebagai berikut:
1. Fasilitas Pendidikan, yakni:
a. Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD
b. Taman Kanak-kanak/TK
c. Madrasah Diniah/Madin
d. Sekolah Dasar/SD
2. Fasilitas Keamanan, yakni Poskamling.
Gedung pemerintahan dan lembaga Desa
Balai Desa : 1 lokal
Kantor Desa : 1 lokal
Gedung PKK : 1 lokal
Gedung GAPOKTAN : 1 lokal

BAB II
OBSERVASI AWAL DAN RENCANA PROGRAM KERJA

A. Identifikasi Masalah
Kegiatan KKN IAINU Kebumen Angkatan XVIII Tahun Akademik 2013-2014 mengambil tema “Penguatan Loyalitas Desa Berdasarkan Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil’alamin”. Mengacu pada tema tersebut, maka kegiatan yang kami adakan memfokuskan pada kegiatan yang memiliki efek untuk meningkatkan kualitas keagamaan dan kesejahteraan masyarakat.
Setelah melakukan observasi di lapangan selama kurang lebih satu minggu terhitung mulai tanggal 9 – 14 Desember, untuk mengetahui situasi dan kondisi serta mengidentifikasi permasalahan yang ada di Desa Karangsari dengan metode pendekatan masyarakat. Melalui pendekatan tersebut kami mendapatkan beberapa permasalahan yang perlu untuk dipecahkan dan ditindak lanjuti.
Bila dilihat secara geografis, Desa Karangsari terletak dibagian utara Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen. Desa Karangsari merupakan desa dimana infrastrukturnya masih terbatas, hal tersebut dikarenakan jauh dari perkotaan. Disisi lain karena lokasi desa ini termasuk daerah perbukitan, kondisi tanahnya yang subur menjadikan potensi pertanian semakin bagus. Kehidupan warga desa, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan penggarap ladang. Adapun potensi sumber daya alam di Desa Karangsari adalah hasil pertanian, seperti singkong, air nira, melinjo, kangkung, bayam hijau, ayam, kambing, sapi, dan ain-lain.
Mayoritas masyarakat Desa Karangsari memenuhi kebutuhan minum dengan memanfaatkan aliran mata air pegunungan. Maka dari itu, sudah selayaknya untuk senantiasa menjaga mata air tersebut agar tidak kering atau habis di waktu musim kemarau.
Kebersihan lingkungan desa khususnya gorong-gorong atau di buat pamsimas di sekitar mata air tersebut dilakukan secara rutin. Rutinitas tersebut dilakukan khusus bagi warga yang memanfaatkan sumber air itu. Hal ini ditujukan agar sumber air yang mengalir tetap bisa digunakan sepanjang musim kemarau. Sedangkan kebersihan lingkungan secara umum dilakukan pada masing-masing dusun setiap satu bulan sekali.
Dukungan Kepala Desa Karangsari dan perangkat desa setempat memberikan apresiasi yang tinggi dengan adanya agenda ini. Beliau juga menyadari bahwa maju mundurnya Desa Karangsari tidaklah lepas dari sejauh mana kontribusi/peranserta pemuda terhadap Desa Karangsari itu sendiri.
Melihat berbagai macam persoalan masyarakat yang ada, KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari berusaha memberikan jalan keluar melalui program sektoral dan lintas sektoral. Program yang kami suguhkan bersifat fisik maupun non fisik untuk meminimalisir ataupun mengatasi persoalan tersebut. Program kegiatan sektoral yang kami adakan memfokuskan pada peningkatan keagamaan masyarakat, khususnya masyarakat yang paling membutuhkan syiar agama tanpa mengesampingkan keikutsertaan kami dalam kegiatan keagamaan di masyarakat yang sudah ada. Sedangkan dalam program lintas sektoral, kegiatan yang kami agendakan secara general untuk warga masyarakat Desa Karangsari yang lebih lanjutnya pada lampiran rencana program KKN IAINU Kebumen.
Dalam rangkamenyusun program rencana kegiatan, peserta KKN menganalisis dan mengadakan survey. Sesuai hasil observasi lapangan, maka kelompok KKN IAINU Desa Karangsari menganalisis sebagai berikut:
a. Menganalilis kebutuhan masyarakat desa
b. Menganalisis kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa
c. Meninjau dukuh-dukuh yang ada di Desa Karangsari mengevaluasi keadaan keberagamaan masyarakat desa
d. Mendata pencaharian masyarakat setempat dan penghasilan masyarakat.
e. Mendata masalah yang ada dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat desa.
f. Menganalisis pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat.

B. Program Kerja KKN Di Desa Karangsari
Program Kerja
KKN IAINU Kebumen Angkatan XVIII Tahun 2013/2014

No Nama Kegiatan Tujuan Kegiatan Targert Kegiatan Biaya Estimasi Waktu Tempat Kegiatan P.Jawab
Minggu
I II
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SEKTORAL FISIK
a. Sertifikasi Tanah Wakaf Mushola Legalisasi Tanah Wakaf Mushola Desa Karangsari Donatur Mushola Desa Karangsari Muh. Nurwahid
b. Tamanisasi Tempat Ibadah Untuk memeperindah masjid/Mushola Masjid dan Mushola Desa Karangsari Mahasiswa KKN Masjid/Mushola Desa Karangsari Afni Nursani
c. Pemberian Nadhom Asmaul Husna Untuk mempermudah masyarakat dalam menghafal Asmaul Husna Jamaah mushola Al-Amin Mahasiswa KKN Mushola Al-Amin
d. Pemasangan papan ta’mir masjid dan mushola Untuk mewujudkan ketertiban administrasi masjid dan mushola Masjid dan Mushola Desa Karangsari Desa Masjid dan Mushola Desa Karangsari All Mahasiswa KKN
e. Pembuatan kaligrafi Untuk memperindah mushola Mushola Al-Falah Mahasiswa KKN Mushola Al-Falah Agus Surawan
2 SEKTORAL NON FISIK
a. Kegiatan TPQ Menumbuhkan motivasi belajar para santri Santri-santriwati Mushola Al-Falah TPQ Al-Falah All Mahasiswa KKN
b. Kegiatan MADIN Menumbuhkan motivasi belajar para santri Santri-santriwati Al-Abror MADIN All Mahasiswa KKN
d. Yasinan/Tahlilan Menjalin ukhuwah Islamiyah warga masyarakat Jama’ah yasinan per RT Masjid Darul Ma’wa All Mahasiswa KKN Putra
e. Pengajian Rutin Majelis Ta’lim Al-Hikmah Menghidupkan budaya silaturahmi Jama’ah MT Al-Hikmah Masjid Darul Ma’wa All Mahasiswa KKN Putri
f. Peringatan Maulid Nabi Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW Warga desa Karangsari Masjid/Mushola Desa Karangsari Hifdyah Ratna Rahayu
Pembelajaran Qiroah Melatih teknik seni baca Al-Qur’an Anak-anak desa Karangsari Posko KKN IAINU Kebumen Agus Surawan
Hifdyah Ratna Rahayu

3 LINTAS SEKTORAL FISIK
a. Pengajuan Proposal Pembronjongan Aliran Sungai Jati Negara Untuk mengurangi erosi tanah ladang warga Sungai Jati Negara Donatur Sungai Jati Negara Slamet Wahibi
b. Kerja Bakti (Pengecoran jalan RT.04 ) Memberikan Kenyamanan pengguna jalan Jalan Dukuh Karang Kumbang RT.04 Donatur Dukuh Karang Kumbang RT.04 All Mahasiswa KKN
c. Pemberian biji/bibit bayam hijau Agar para peserta pkk dapat menanam bayam yang berguna untuk pemenuhan gizi keluarga Peserta PKK desa Karangsari Mahasiswa KKN Balai Desa Karangsari Afni Nursani
4 LINTAS SEKTORAL NON FISIK
a. Mengikuti kegiatan PKK Tukar pengalaman dengan ibu-ibu desa Karangsari Ibu-ibu PKK desa Karangsari Balai Desa Karangsari All Mahasiswa KKN Putri
b. Membantu di PEMDES Meringankan kinerja PEMDES Pemerintah Desa Karangsari Balai Desa Karangsari All Mahasiswa KKN
c. Penyuluhan Peternakan Memberikan wawasan terkait ternak Warga desa Karangsari Donatur Balai Desa Karangsari Muh. Nurwahid
d. Pengobatan geratis Memberikan pelayanan pengobatan gratis Warga desa Karangsari Donatur Balai Desa Karangsari Slamet Wahibi
e. Mengisi Kegiatan di PAUD Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman Guru dan Peserta Didik PAUD Mekarsari PAUD Mekarsari Karangsari All Mahasiswa KKN Putri
f. Mengisi Kegiatan di TK Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman Guru dan Peserta Didik TK Pertiwi TK Pertiwi Karangsari All Mahasiswa KKN Putri
g. Pendataan Warga Karangsari Database warga desa Karangsari Data warga Karangsari per RT Mahasiswa KKN &PEMDES Balai Desa Karangsari Hifdyah Ratna Rahayu
h. Penyuluhan Tentang Budidaya Dan Manfaat Bayam Memberikan wawasan terkait budidaya dan manfaat bayam Peserta PKK Desa Karangsari Mahasiswa KKN Balai Desa Karangsari Assofiani
i. Penyuluhan Tentang Budidaya Dan Manfaat TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Memberikan wawasan terkait budidaya dan manfaat TOGA Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Kebumen Afni Nursani
Ade Rahmawati Arnisa
Amtingatus Solikhah
Assofiani
Inggit Anggorowati
j. Pelatihan JARIMATIKA Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada anak-anak untuk mempermudah dalam belajar MATEMATIKA Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Kebumen Mohamad Nurwahid
k. Bimbel Bahasa Inggris Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada anak-anak untuk mempermudah dalam belajar Bahasa Inggris Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Kebumen Assofiani
Inggit Anggorowati
l. Pelatihan TIK Mengenalkan ilmu-ilmu TIK Anak-anak Desa Karangsari Mahasiswa KKN Posko KKN Ade Rahmawati A
Slamet Wahibi

m. Pelatihan Keteramplan Menggunakan Kain Flanel Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang keterampilan menggunakan kain flanel Anak-anak desa Karangsari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Amtingatus Solikhah
Afni Nursani
n. Penyuluhan kanker serviks Memberikan pengetahuan tentang penyakit kanker serviks PosyanduKarangsari Mahasiswa KKN Rumah warga
Amtingatus Solikhah
Assofiani
Inggit Anggorowati

o. Pelatihan seni musik Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang keterampilan menggunakan alat-alat musik Anak-anak Desa Karangsari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Mohamad Nurwahid
p. Minggu Sehat Menciptakan Budaya Hidup Sehat Anak-anak Desa Karangsari Mahasiswa KKN Lingkungan Desa Karangsari All Mahasiswa KKN IAINU Kebumen

C. Faktor Penghambat dan Pendukung
1. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan program KKN, tidak terlepas dari faktor penghambat. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Akses jalan banyak yang menanjak dan berkelok.
b. Jarak tempuh yang cukup jauh sehingga menguras tenaga dan menimbulkan rasa lelah.
c. Kesibukan sebagian warga masyarakat di ladang, hutan, maupun sawah seringkali menimbulkan rasa capek sehingga cenderung memilih untuk istirahat dan tidak mengikuti kegiatan yang dilaksaanakan mahasiswa KKN.
2. Faktor Pendukung
Selain disebutkan faktor penghambat, ada juga faktor pendukung kegiatan sehingga bisa berjalan dengan lancar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Dukungan perangkat desa dan sebagian besar warga masyarakat terhadap program yang ditawarkan.
b. Jalinan komunikasi dan silaturahmi yang baik sehingga memudahkan untuk melaksanakan program.
c. Sikap kegotongroyongan dan kekeluargaan warga masyarakat yang tinggi.
d. Kekompakan warga masyarakat dalam melaksanakan suatu kegiatan.
e. Sikap pejabat pemerintahan desa yang baik dan bijaksana.
f. Hubungan kedekatan antara mahasiswa KKN dengan warga masyarakat yang seolah-olah seperti keluarganya sendiri.

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI

A. Tabulasi Hasil Kegiatan Program
RENCANA PROGRAM KERJA
KKN ANGKATAN XVIII IAINU KEBUMEN
Desa : Karangsari
Kecamatan : Buayan
No Nama Kegiatan Tujuan Kegiatan Targert Kegiatan Pembiyayan Estimasi Waktu Tempat Kegiatan P.Jawab
Keterangan
Minggu
I II Terlaksana Tdk terlaksana
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 SEKTORAL FISIK
a. Sertifikasi Tanah Wakaf Mushola Legalisasi Tanah Wakaf Mushola Desa Karangsari Donatur Mushola Desa Karangsari Muh. Nurwahid √
b. Tamanisasi Tempat Ibadah Untuk memeperindah masjid/Mushola Masjid dan Mushola Desa Karangsari Mahasiswa KKN Masjid/Mushola Desa Karangsari Afni Nursani √
c. Pemberian Nadhom Asmaul Husna Untuk mempermudah masyarakat dalam menghafal Asmaul Husna Jamaah mushola Al-Amin Mahasiswa KKN Mushola Al-Amin √
d. Pemasangan papan ta’mir masjid dan mushola Untuk mewujudkan ketertiban administrasi masjid dan mushola Masjid dan Mushola Desa Karangsari Desa Masjid dan Mushola Desa Karangsari All Mahasiswa KKN √
2 SEKTORAL NON FISIK
a. Kegiatan TPQ Menumbuhkan motivasi belajar para santri Santri-santriwati Mushola Al-Falah
TPQ Al-Falah All Mahasiswa KKN √
b. Kegiatan MADIN Menumbuhkan motivasi belajar para santri Santri-santriwati Al-Abror MADIN All Mahasiswa KKN √
c. Yasinan/Tahlilan Menjalin ukhuwah Islamiyah warga masyarakat Jama’ah yasinan per RT Masjid Darul Ma’wa All Mahasiswa KKN Putra √
d. Pengajian Rutin Majelis Ta’lim Al-Hikmah Menghidupkan budaya silaturahmi Jama’ah MT Al-Hikmah Masjid Darul Ma’wa All Mahasiswa KKN Putri √
e. Peringatan Maulid Nabi Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW Warga desa Karangsari Masjid/Mushola Desa Karangsari Hifdyah Ratna Rahayu √
f. Pembelajaran Qiroah Melatih teknik seni baca Al-Qur’an Anak-anak desa Karangsari
Posko KKN IAINU Kebumen Agus Surawan
Hifdyah Ratna Rahayu √
3 LINTAS SEKTORAL FISIK
a. Pengajuan Proposal Pembronjongan Aliran Sungai Jati Negara Untuk mengurangi erosi tanah ladang warga Sungai Jati Negara Donatur Sungai Jati Negara Slamet Wahibi √
b. Kerja Bakti (Pengecoran jalan RT.04 ) Memberikan Kenyamanan pengguna jalan Jalan Dukuh Karang Kumbang RT.04 Donatur Dukuh Karang Kumbang RT.04 All Mahasiswa KKN √
c. Pemberian biji/bibit bayam hijau Agar para peserta pkk dapat menanam bayam yang berguna untuk pemenuhan gizi keluarga Peserta PKK desa Karangsari Mahasiswa KKN Balai Desa Karangsari Afni Nursani √
4 LINTAS SEKTORAL NON FISIK
a. Mengikuti kegiatan PKK Tukar pengalaman dengan ibu-ibu desa Karangsari Ibu-ibu PKK desa Karangsari
Balai Desa Karangsari All Mahasiswa KKN Putri √
b. Membantu di PEMDES Meringankan kinerja PEMDES Pemerintah Desa Karangsari Balai Desa Karangsari All Mahasiswa KKN √
c. Penyuluhan Peternakan Memberikan wawasan terkait ternak Warga desa Karangsari Donatur Balai Desa Karangsari Muh. Nurwahid √
d. Pengobatan geratis Memberikan pelayanan pengobatan gratis Warga desa Karangsari Donatur Balai Desa Karangsari Slamet Wahibi √
e. Mengisi Kegiatan di PAUD Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman Guru dan Peserta Didik PAUD Mekarsari PAUD Mekarsari Karangsari All Mahasiswa KKN Putri √
f. Mengisi Kegiatan di TK Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman Guru dan Peserta Didik TK Pertiwi TK Pertiwi Karangsari All Mahasiswa KKN Putri √
g. Pendataan Warga Karangsari Database warga desa Karangsari Data warga Karangsari per RT Mahasiswa KKN & PEMDES Balai Desa Karangsari Hifdyah Ratna Rahayu √
h. Penyuluhan Tentang Budidaya Dan Manfaat Bayam Memberikan wawasan terkait budidaya dan manfaat bayam Peserta PKK Desa Karangsari Mahasiswa KKN Balai Desa Karangsari Assofiani √
Penyuluhan Tentang Budidaya Dan Manfaat TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Memberikan wawasan terkait budidaya dan manfaat TOGA

Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN

Posko KKN IAINU Kebumen

Afni Nursani
Ade Rahmawati Arnisa
Amtingatus Solikhah
Assofiani
Inggit Anggorowati √
i. Pelatihan JARIMATIKA Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada anak-anak untuk mempermudah dalam belajar MATEMATIKA Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Kebumen Mohamad Nurwahid √
j. Bimbel Bahasa Inggris Berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada anak-anak untuk mempermudah dalam belajar Bahasa Inggris Anak-anak desa karang sari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Kebumen Assofiani
Inggit Anggorowati √
k. Pelatihan TIK Mengenalkan ilmu-ilmu TIK Anak-anak Desa Karangsari Mahasiswa KKN Posko KKN Ade Rahmawati A
Slamet Wahibi

l. Pelatihan Keteramplan Menggunakan Kain Flanel Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang keterampilan menggunakan kain flanel Anak-anak desa Karangsari Mahasiswa KKN Posko KKN IAINU Amtingatus Solikhah
Afni Nursani √
Minggu Sehat Menciptakan Budaya Hidup Sehat Anak-anak Desa Karangsari Mahasiswa KKN Lingkungan Desa Karangsari All Mahasiswa KKN IAINU Kebumen √

B. Faktor Penghambat dan Pendukung
1. Faktor Penghambat
a. Kesibukan masyarakat yang padat sehingga sulit untuk berkomunikasi. Melihat kondisi yang sebagian besar bermata pencaharian petani kebun, sehingga kami merasa kesulitan untuk melakukan interview terkait dengan kondisi desa setempat.
b. Keterbatasan mahasiswa dalam menjangkau medan yang sulit. Mahasiswa yang mayoritas belum terbiasa melewati jalan pegunungan

2. Faktor Pendukung
Adapun beberpa faktor yang ikut mendukung keberhasilan program KKN adalah sebagai berikut :
a. Adanya keterbukaan dari perangkat desa serta tokoh masyarakat untuk memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi masyarakat.
b. Adanya partisipasi dari semua lapisan masyarakat, baik dari perangkat desa, ketua RT/RW, tokoh agama dan para pemuda yang begitu besar sangat antusias dalam menyambut kegiatan yang kami adakan.
c. Adanya bantuan dari para donatur baik secara pribadi maupun instansi cukup membantu kami dalam melaksanakan kegiatan

C. Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan KKN
Sambutan masyarakat Desa Karangsari sangat hangat dan baik. Keramahtamahan terlihat saat peserta KKN melakukan observasi awal. Berbagai saran, masukan, dan informasi banyak kami terima dari Desa dan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan KKN, masyarakat Desa Karangsari sangat berperan penting dalam terlaksananya program. Masyarakat Karangsari aktif dalam menyambut semua program yang dilaksanakan KKN baik sektoral maupun lintas sektoral. Berbagai bantuan fisik dan peralatan yang mendukung berjalannya program dengan senang hati diberikan tanpa mengharap balasan apapun dari peserta KKN.
Dalam kegiatan sektoral baik Fisik maupun Non-Fisik peserta KKN di sambut dengan baik, sehingga kami dapat mengikuti semua kegiatan keagamaan dengan lancar. Kegiatan rutin di Desa Karangsari seperti yasinan dan Tahlil, Kerja Bakti, Posyandu dll. Taman Pendidikan Qur’an dapat kami ikuti. Program wajib dari kelompok kami untuk aktif meramaikan mushola dengan tujuan menghilangkan buta aksara Arab dan meningkatkan kemampuan membaca Al qur’an.

D. Solusi yang ditawarkan dan disepakati untuk dilakukan
a. Berkaitan dengan program yang kami adakan, sebelumnya kami telah berdiskusi dengan Kepala Desa dan dan para tokoh masyarakat setempat untuk mengetahui apa keinginan masyarakat Desa Karangsari. Dari segi jiwa keberagamaan, masyarakat Desa Karangsari masih meinginkan belajar agama yang lebih dalam, itu semua bisa dilihat dari masyarakat Desa Karangsari yang masih mengikuti pengajian, baik tua, muda, ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak, dan yang tidak mau ketinggalan adalah nenk-nenek. Permasalahan yang dihadapi yaitu ada pada kurangnya da’i dan para pengajar.
b. Sebagian besar masyarakat Desa Karangsari memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang. Kesempatan mereka untuk saling menyapa antar anggota keluarga, tetangga, dan teman tersita oleh waktu dan kesibukan masing-masing. Kerukunan warga yang sudah tertanam dari para orang tua seolah meregang dikalangan para pemuda dan pemudinya. Oleh sebab itu, semua program yang kami adakan bertujuan untuk merekatkan kembali tali silaturahmi masyarakat Desa Karangsari sehingga kerukunan dan kebersaman tetap lestari walau zaman berganti. Solusi dari permasalah tersebut, kami membuat program lintas sektoral Fisik seperti Kerja bakti. Selain itu, di kegiatan sektoral kami menambahkan bimbingan sholat dan hafalan Shalat dan penyuluhan agama.

BAB IV
LAPORAN HASIL PENYELUSURAN DATA PENELITIAN
TENTANG WAJAR DIKDAS 9 TAHUN

A. Desa
Berdasarkan penyelusuran yang kami lakukan dimasyarakat dan wawancara dengan beberapa aparat desa tentang wajar dikdas 9 tahun, kami mendapatkan informasi bahwa anak-anak Desa Karangsari yang menempuh wajar dikdas 9 tahun sudah mencapai lebih dari 90 %. Jadi program pemerintah wajar dikdas 9 tahun sudah berjalan dengan baik di Desa Karangsari. Di Desa Karangsari sendiri sudah terdapat 1 sekolah dasar, yaitu SD N Karangsari. Anak-anak Karangsariyang sudah menyelesaikan pendidikannya di SD, kemudian sebagian besar dari mereka melanjutkan pendidikannya di SMP/MTs, swasta maupun negeri. Hanya sebagian kecil yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs. Akan tetapi setelah SMP jarang dari mereka yang meneruskan ke jenjang berikutnya.

B. Upaya Masyarakat
Upaya masyarakat dalam mendukung keberhasilan penuntasan wajar 9 tahun diwujudkan dalam kerjasama antara tokoh masyarakat dan tokoh agama Desa Karangsari. Tokoh agama di Desa Karangsari berperan serta kegiatan TPQ yang diselenggarakan di SDN Karangsari setiap hari Sabtu.
Untuk menuntaskan wajar 9 tahun juga diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebagian besar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya mengenyam pendidikan. Masyarakat mendapatkan motivasi melalui penyuluhan tentang wajar 9 tahun, agar menghasilkan masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan.

C. Upaya Pendirian / Pengembangan Madrasah Diniyah/ TPQ
Madrasah diniyah SUDAH berdiri di Desa Karangsari yaitu di Dusun Trenggulun RT 04 RW 01 dengan nama “Madin Al Abror”. Madin Al Abror ini sudah memiliki NISM, Dengan demikian kami mahasiswa KKN IAINU Kebumen Angkatan XVIII tahun 2013/2014 hanya melakukan pengembangannya. Adapun upaya pengembangannya yaitu melalui kegiatan yang meliputi: Baca tulis Al-Qur’an, Tajwid, Sejarah Islam/Tarikh dan usaha penyadaran wali santri untuk mendukung kegiatan Madrasah Diniyah Al Abror.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari laporan yang telah disusun oleh peserta KKN dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peserta KKN selama bertugas di Desa Karangsari mendapat sambutan yang baik dari semua lapisan masyarakat. Dan dapat memberikan motivasi dan semangat baru bagi warga untuk mencari dan belajar, khususnya belajar ilmu keagamaan.
2. Program kerja KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari mendapat dukungan dan partisipasi yang sangat besar dari semua masyarakat baik program sektoral maupun program lintas sektoral.
3. Dengan berakhirnya KKN IAINU Kebumen dirasa masih banyak hal-hal yang perlu perbaikan.

B. SARAN
Saran ini dimaksudkan untuk pengembangan dan peningkatan pelaksanaan KKN di masa yang akan datang.
1. KKN merupakan bagian pelaksanaan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik, sehingga diharapkan semua mahasiswa melaksanakan KKN dengan semangat dan penuh dedikasi yang tinggi dalam rangka mengembangkan tugas dari Perguruan Tinggi.
2. Kepada pihak Perguruan Tinggi mohon KKN yang akan datang pembekalan dilaksanakan secara berkala, tidak hanya 1 minggu, sehingga mahasiswa benar-benar matang dalam terjun ke masyarakat .
3. Kepada pihak Perguruan Tinggi diharapkan, tahun mendatang peserta KKN ada yang di tempatkan kembali di Desa Karangsari, agar apa yang telah kami laksanakan di Desa Karangsari ada tindak lanjut dan tidak mengalami kemandekan.
Demikian saran dari peserta KKN IAINU Kebumen Tahun Akademik 2013 yang membangun, bukan untuk mencari kesalahan dan kekurangan, bukan pula mengurangi tetapi semata-mata acuan dan koreksi kepada kami dan semua pihak yang terkait dalam rangka untuk kemaslahatan, kemajuan, dan keberhasilan bersama.
C. PENUTUP
Alhamdulillahirobil a’lamin, berkat Taufik Hidayah dan Inayah Allah SWT,KKN IAINU Kebumen di Desa Karangsari Kecamatan Buayan telah selesai. Segala aktifitas dapat dilaksanakan dengan baik selama 2 bulan dimulai dari tanggal 09 Desember 2013 s/d 09 Februari 2014. Selama kurang lebih 60 hari kami bersama masyarakat Desa Karangsari bergelut dengan program dan kegiatan banyak kekhilafan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap semoga apa yang telah dilaksanakan oleh peserta KKN di Desa Karangsari dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat dikembangkan oleh Desa setempat serta berguna bagi nusa, bangsa, dan agama serta mendapat ridho Allah SWT. Amiin ya robbal alamin.

FOTO-FOTO KEGIATAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Tugas Proposal Penelitian

 

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

 

Disusun Oleh

PGMI/VI/A

Ade Rahmawati Arnisa      : 10210221

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas akhir

pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen pengampu Martiono, M.Pd

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang ditempuh pada program Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kebumen semester enam dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013”.

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan rendah hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, terutama kepada yang terhormat :

  1. Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat.
  2. Bapak dan Ibu serta orang terdekat yang telah memberikan dukungan dan perhatian.
  3. Semua pihak yang telah membantu penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

Selanjutnya penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan.

 

Kebumen,                       1

Penulis

Ade Rahmawati Arnisa

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1

  1. Judul ……………………………………………………………………………………….
  2. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………….
  3. Pembatasan Masalah ………………………………………………………………….
  4. Perumusan Masalah …………………………………………………………………..
  5. Penegasan Istilah ………………………………………………………………………
  6. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………
  7. Kegunaan Penelitian ………………………………………………………………….

BAB II KAJIAN TEORITIS ………………………………………………………………. ……..

  1. Kerangka Teori…………………………………………………………………………. ……..
  1. Penelitian yang Relevan………………………………………………………………………
  2. Kerangka Berpikir …………………………………………………………………….
  3. Hipotesis Tindakan…………………………………………………………………….

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………

  1. Pendekatan Penelitian………………………………………………………………..
  2. Desain Penelitian ………………………………………………………………………
  3. Subyek Penelitian………………………………………………………………………
  4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………………
  5. Teknik Analisis Data …………………………………………………………………
  6. Indikator Keberhasilan ………………………………………………………………
  7. Prosedur Penelitian ……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. ……..

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.      Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA POKOK BAHASAN TELLING TIME KELAS V MI MA’ARIF BABADSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

 

  1. B.       Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang banyak dikuasai oleh orang-orang di berbagai negara. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang warga negaranya juga dituntut untuk dapat mempelajari dan mendalami bahasa mendunia ini. Sampai akhirnya, Bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah maupun madrasah, dari jenjang Sekolah Dasar/Madrasah sampai pada jenjang Perguruan Tinggi.

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar/Madrasah merupakan mata pelajaran yang termasuk dalam muatan lokal. Dewasa ini, mata pelajaran Bahasa Inggris diajarkan kepada anak-anak usia Madrasah. Jika dipandang dari penting tidaknya mata pelajaran Bahasa Inggris, mata pelajaran ini memang tidak dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ujian Nasional Sekolah Dasar/Madrasah. Namun, pelajaran Bahasa Ingris juga tidak dapat disepelekan karena Bahasa Inggris nantinya akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ujian Nasional di jenjang yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP dan SMA.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, ternyata memperlihatkan bahwa proses pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar/Madrasah sekarang ini adalah masih jauh dari apa yang diharapkan. Khususnya di kelas V MI Ma’arif Babadsari memperlihatkan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris pada pokok Bahasa Telling Time adalah masih jauh dari yang diharapkan. Dan tentu saja hal ini akan berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa. Selama mengikuti proses pembelajaran, peserta didik justru cenderung bosan mengikuti pembelajaran dan cenderung menganggap pelajaran Bahasa Inggris adalah “momok” bagi mereka karena sulit untuk dipelajari.

Menurunnya gairah belajar, selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis pembelajaran juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pembelajaran klasikal dan ceramah tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha. Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual, maupun emosional. Pertanyaan dan gagasan dari siswa, ataupun pendapat jarang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai respon. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak bisa hanya dibebankan kepada siswa saja tetapi yang pertama bertanggungjawab hendaknya adalah guru.

Bertolak dari masalah di atas, guru perlu memberikan respon positif secara konkret dan objektif yang berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa, baik dalam bentuk kontributif maupun inisiatif yang semata-mata bertujuan untuk meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa. Upaya itu akan berhasil manakala guru  mampu menempatkan diri sebagai pengabdi untuk kepentingan humanisasi dengan mencurahkan segala perhatiannya kepada keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kela maupun di rumah.

Sebagaimana diketahui bahwa strategi pembelajaran yang monoton cenderung membuat peserta didik bosan untuk mengikuti pembelajaran. Sama halnya dengan pembelajaran Bahasa Inggris,  pembelajaran Bahasa Inggris akan berjalan efektif jika strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru bervariasi. Materi tentang Telling Time (Menceritakan Waktu/Jam) merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang memang memerlukan kejelian dan keseriusan. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah bahwa masih banyak siswa yang belum dapat menguasai materi Telling Time. Namun secara umum, Bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar/Madrasah adalah hanya berupa konsep sederhana sehingga akan lebih mudah dipelajari jika peserta didik dapat benar-benar memusatkan perhatiannya serta dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dan kenyataan di lapangan, peneliti tertarik untuk  mengadakan upaya guna meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terutama untuk materi Telling Time yang memang membutuhkan kejelian dalam mempelajarinya. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari materi tentang Telling Time yang dianggap sukar oleh anak-anak usia Sekolah Dasar/ Madrasah, maka diperlukan adanya pemecahan permasalahan. Pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

 

  1. C.      Pembatasan Masalah

Judul Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Pokok Bahasan Telling Time Kelas V MI Ma’arif Babadsari Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari judul di atas, peneliti memberikan batasan-batasan masalah yang berupa variabel-variabel sebagai berikut:

  1. Strategi pembelajaran  STAD (Student Teams Achievement Division)
  2. Hasil belajar Bahasa Inggris Tentang Telling Time Siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari

 

  1. D.      Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perlu ditentukan rumusan-rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Apakah implementasi strategi pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris?
  2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran STAD mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V MI terkait materi Telling Time?

 

  1. E.       Penegasan Istilah

Dari analisis di atas dapat diidentifikasikan kondisi yang saat ini ada di lapangan, yaitu:

  1. Proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas masih berjalan monoton
  2. Strategi pembelajaran yang digunakan masih belum tepat
  3. Metode pembelajaran yang diterapkan membosankan
  4. Siswa kesulitan menguasai materi Telling Time
  5. Hasil belajar siswa untuk materi Telling Time masih jauh dari yang diharapkan

 

  1. F.       Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Guru dapat meningkatkan strategi pembelajaran Bahasa Inggris
  2. Guru dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris
  3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun tugas kelompok
    1. Seluruh siswa dapat menguasai materi pelajaran Bahasa Inggris secara tuntas

 

  1. G.      Kegunaan Penelitian
    1. Manfaat Teoritis
    2. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi
    3. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Bahasa Inggris meningkat
      1. Manfaat Praktis
      2. Proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas tidak lagi monoton
      3. Metode pembelajaran Bahasa Inggris terkesan bervariasi, sehingga tidak membosankan
      4. Meningkatnya keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak
      5. Meningkatnya keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran
        1. Manfaat Teoritis dan Praktis
        2. Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran
        3. Siswa memperoleh pelajaran Bahasa Inggris yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meguasai materi Bahasa Inggris sebagai bekal menuju jenjang sekolah yanng lebih tinggi


BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

  1. A.      Kerangka Teori
    1. Partisipasi Dalam Pembelajaran

Menurut Tannenbaun dan Hahn, partisipasi merupakan suatu tingkat sejauhmana peran anggota melibatkan diri di dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Dusseldorp, partisipasi diartikan sebagai kegiatan atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas mencapai suatu kemanfaatan secara optimal.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang baik pikiran maupun tenaga untuk memperoleh manfaat dari suatu kegiatan. Jika mengacu pada definisi di atas, partisipasi di dalam kelas merupakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, partisipasi siswa di dalam kelas adalah sangat berperan penting dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dengan adanya partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran di kelas, suasana pembelajaran akan menjadi lebih hidup. Kecenderungan siswa berperan aktif, pada akhirnya tentu saja akan berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa.

Selain dipengaruhi oleh partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, pembelajaran di dalam kelas juga akan dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diskenariokan oleh guru. Secara umum, Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak telah ditentukan.  Dihubungkan dengan pembelajaran (Belajar Mengajar), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola-pola umum  kegiatan guru dan peseta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu pembelajaran dibutuhkan adanya sinergi atau hubungan antara guru dan peserta didik. Peserta didik bersama guru melaksanakan pembelajaran berdasar strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Banyak sekali strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru, diantaranya adalah strategi pembelajaran STAD.

  1. Strategi Pembelajaran STAD

Strategi Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang di dalamnya dibentuk siswa dibentuk ke dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yanng berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian, siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa yang lain. Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.

Strategi STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip, yakni sikap partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi afektif dan kognitif. Menurut Slavin, STAD terdiri dari lima komponen, yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Berdasarkan pendapat Slavin, dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran STAD adalah memang menekankan pada penguasaan materi bagi diri individu yang perolehan penguasaan materi pelajaran tersebut dilakukan secara kelompok.

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD meliputi: (1). Guru membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang siswa yang heterogen, (2). Guru menyajikan materi pelajaran diikuti penjelasan tentang materi, (3). Guru memberi tugas pada kelompok, (4). Guru memberikan kuis dan lembar kerja pada masing-masing kelompok, (5). Guru memberikan evaluasi pada siswa.

Adapun kelebihan strategi pembelajaran STAD adalah:

  1. Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain.
  2. Siswa mampu mengidentifikasi perasaannya dan perasaan orang lain.
  3. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain.
  4. Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain, dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti.
  5. Mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif, bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinnya terhadap perubahan yang terjadi.

Strategi pembelajaran STAD termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah kerja kelompok dengan unsur-unsur dasar, yaitu:  ketergantungan positif, akuntabilitas individual, interaksi tatap muka, keterampilan sosial, dan processing (Bennet, 1991). Menurut Mortale, pembelajaran kooperatif secara umum menyangkut teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa. Pembentukan kelompok didasarkan pada pemerataan karakteristik psikologis individu, yang meliputi kecerdasan, kecepatan belajar, motivasi belajar, perhatian, cara berfikir, dan daya ingat.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, terlihat jelas bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pembelajaran koopertif STAD yang dalam hal ini masuk ke dalam pembelajaran kooperatif tentu saja akan membawa dampak bagi proses pembelajaran. Mengingat begitu besarnya manfaat dan keuntungan dari strategi pembelajaran STAD, alangkah baiknya jika guru dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.

 

  1. B.       Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Harjono (2010) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan objek siswa kelas X-1 SMA di Semarang pada semester gasal 2009 mata pelajaran kimia terlihat bahwa metode ini dapat meningkatkan aktifitas kooperatif siswa dalam KBM di kelas, di mana ditunjukkan lebih dari 87% dari siswanya berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok tersebut, dari data observasi terhadap gurunya juga terlihat bahwa pengelolaan kelas menjadi jauh lebih baik dari minggu ke minggunya, selain itu yang paling penting adalah pencapaian hasil belajar siswa dalam menjawab kuis-kuis setelah melewati 3 siklus meningkat hingga rata-rata kelas yang didapatkan jadi 75 dari rata-rata kelas 57 sebelumnya.

Adapun hasil penelitian eksperimen Nugroho dkk. (2009) mengenai penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAN 7 Semarang dinilai dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas. Sehingga olehnya disarankan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dijadikan model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika.

Sedangkan dari hasil analisa data penelitian Wijaya (2008) model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa hasil pos-tes siswa SDN 1 Menteng Palangkaraya menyatakan bahwa 93% dari siswanya tuntas dalam pembelajaran yang diiringi peningkatan pemahaman penguasaan materi, hal ini juga didukung oleh data hasil aktivitas guru dan siswa, pengelolaan pembelajaran, respon guru dan siswa terhadap model pembelajaran ini sangat baik.

 

  1. C.      Kerangka Berpikir

Berdasar pengamatan di lapangan nampak bahwa pada umumnya proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas, terutama di jenjang Sekolah Dasar/Madrasah berjalan monoton, konvensional, rendahnya penguasaan materi Telling Time pada khususnya, dan materi Bahasa Inggris seluruhnya pada umumnya mengakibatkan kualitas dan hasil belajar Bahasa Inggris masih rendah.

Melihat situasi yang demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan perolehan hasil belajar Bahasa Inggris siswa secara keseluruhan terutama penguasaan materi dengan pokok bahasan Telling Time. Strategi pembelajaran STAD diharapkan mampu memecahkan masalah ini, dengan harapan setelah penelitian tindakan secara kolaboratif ini selesai, proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas khususnya di kelas V MI Ma’arif Babadsari tidak lagi monoton, kualitas pembelajaran Bahasa Inggris meningkat, dan yang terpenting adalah perolehan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari untuk pokok bahasan Telling Time dapat meningkat sesuai harapan.

  1. Adapun Contoh Pelaksanaan Strategi Pembelajaran STAD
  2. Mengajar

Alokasi Waktu     :  1 jam pelajaran

Gagasan Pokok    :  Guru memberikan materi pelajaran

Materi                   :  Telling Time (Menceritakan Waktu/ Jam)

Masing-masing pembelajaran dalam STAD diawali dengan presentasi yang dilakukan oleh guru yang juga mencakup komponen yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat.

  1. Diskusi Kelompok

Alokasi Waktu     :  1 jam pelajaran

Gagasan Pokok    :  Siswa belajar dalam kelompoknya

Materi                   :  Lembar kerja untuk masing-masing kelompok yang berkaitan dengan pokok bahasan Telling Time (Menceritakan Waktu/Jam)

Selama pelaksanaan belajar kelompok, tugas dari masing-masing kelompok adalah menguasai materi yang diberikan dalam pelajaran dan membantu anggota kelompok lain dalam satu kelompok untuk benar-benar menguasai materi pokok Telling Time tersebut. Para siswa diberi lembar kerja untuk mengerjakan tugas kelompok.

Pada hari pertama kerja kelompok STAD, guru harus menjelaskan pada siswa tentang apa arti kerja kelompok. Lebih khusus lagi, sebelum memulai kerja kelompok perlu dibahas peraturan-peraturan kelompok yang berlaku selama proses pembelajaran berlangsung.

Diskusi kelompok dikatakan berhasil ditandai dengan tingginya ineraksi perbincangan ilmiah antar siswa dalam satu kelompok guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemikiran.

  1. Tes

Alokasi Waktu     : ½  jam pelajaran

Gagasan Pokok    : Guru memberikan tes individu

Materi                   : Tes dengan pokok bahasan Telling Time

Guru membagi tes dan memberi cukup waktu bagi siswa untuk menyelesaikannya. Jangan membiarkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan tes. Pada tahap ini siswa bekerja dengan menunjukkan apa yang telah mereka pelajari secara individu. Pastikan untuk memberikan nilai pada tes tersebut pada pertemuan selanjutnya.

  1. Penghargaan Kelompok

Gagasan Pokok: Menentukan nilai peningkatan individu dan nilai kelompok dan Memberikan penghargaan pada kelompok hasilnya paling baik.

  1. Menentukan Nilai Individu dan Kelompok

Setelah dilaksanakan tes, ditentukan nilai dengan peningkatan individu dan kelompok serta memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki nilai tinggi. Jika memungkinkan, umumkan nilai kelompok yang diperoleh pada periode setelah pelaksanaan tes.

  1. Nilai Peningkatan dan Nilai Kelompok

Siswa memperoleh nilai peningkatan. Sebelum mulai menentukan nilai peningkatan, diperlukan satu lembar salinan nilai tes. Tujuan dar pemberian nilai dasar dan nilai peningkatan adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan nilai maksimum pada kelompoknya masing-masing apapun hasil prestasi pencapaian yang merreka peroleh sebelumnya.

Sedangkan untuk menentukan nilai kelompok adalah dengan mencatat nilai peningkatan dari masing-masing anggota kelompok pada lembar ringkasan kelompok dan membegi nilai peningkatan kelompok total dengan jumlah anggota kelompok yang hadir.

  1. Memberikan Penghargaan atas Pencapaian Nilai Kelompok

Tiga tingkat penghargaan yang diberikan dengan pedoman pemberian penghargaan berupa angka maupun berupa huruf dengen kriteria Baik, Cukup, dan Kurang. Dengan demikian, gambaran dari kerangka berfikir peneliti dapat dideskripsikan  sebagai berikut:

 

Perlakuan

Hasilan

Keadaan Sekarang

 

  1. KBM berjalan monoton
  2. Belum ditemukan strategi yang tepat
  3. Metode belum bervariasi
  4. Hasil pembelajaran masih rendah
  5. Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan strategi STAD
  6. Kualitas dan perolehan hasil pembelajaran meningkat
  7. Penjelasan mbelajaran kooperatif STAD
  8. Pelatihan pembelajarn kooperatif STAD
  9. Simulasi pembelajaran kooperatif STAD

 

 

 

 

 

 

Diskusi

Pemecahan Masalah

Penerapan STAD

Evaluasi awal                       Evaluasi efek                             Evaluasi akhir

Atas dasar diagram di atas, kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan kondisi lapangan saat ini, perlakuan yang akan dilakukan, dan hasil yang diharapkan, termasuk revisi dan siklus-siklus yang akan dilalui.

 

  1. D.      Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan yang bakal terjadi jika suatu tindakan yang dilakukan. Dari judul Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran STAD (Student Tams Achievement Division) Pada Pokok Bahasan Telling Time Kelas V MI Ma’arif Babadsari Tahun Pelajaran 2012/2013. Hipotesis tindakannya adalah “Jika pembelajaran Bahasa Inggris untuk pokok bahasan Telling Time dilakukan dengan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Devision), maka nilai rata-rata siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari akan meningkat menjadi 70”. Dengan demikian, hipotesis tindakan yang berupa strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Devision) merupakan tindakan yang diperkirakan dapat memecahkan masalah yang diteliti.

 

 

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A.      Pendekatan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan pendekatan Penelitian Eksperimen yang kualitatif. Pendekatan eksperimen dilaksanakan di tempat terselenggaranya proses pembelajaran. Data dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam perilaku alamiah. Hasil penelitiannya adalah bersifat  kualitatif yakni berupa deskriptif analitik, yaitu uraian naratif mengenai suatu proses tingkah laku subjek yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti.

 

  1. B.       Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan (Action Research) yakni penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Secara lebih spesifik lagi adalah bahwa penelitian ini adalah penelitian dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang lebih menekankan pada upaya perbaikan dan peningkatan kualitas dan proses pembelajaran yang terselenggara di dalam kelas.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, metode penelitian yang digunakan adalah angket, wawancara, pengamatan (observasi), tes, dan dokumentasi.

 

  1. C.      Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Ma’arif Babadsari, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. Subjek penelitiannya adalah seluruh obyek yang dijadikan sasaran penelitian. Populasi Penelitian Tindakan Kelas ini nadalah seluruh siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama 1,5 bulan, yaitu dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 14 Desember 2012.

  1. D.      Teknik Pengumpulan Data

Cara-cara atau teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan cara:

  1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamata terhadap tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD. Apa yang terjadi di lapangan dari awal sampai akhir ditulis oleh peneliti sebagai bekal dalam pengumpulan data.

  1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru,siswa, dan sebagian orangtua siswa kelas V perihal hasil belajar Bahasa Inggris Siswa dan juga mengenai tanggapan siswa dan semua pihak terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris terutama untuk pokok bahasan Telling Time.

  1. Studi Dokumenter

Studi dokumenter lebih menekankan pada dokumentasi, yakni barang-barang tertulis. Di dalam penelitian ini , peneliti melaksanakan dokumentasi, yakni dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis yang ada di sekolah dan atau terdapat di kelas V.

  1. Perekaman

Perekaman adalan kegiatan dimana peneliti merekam atau mengabadikan atau menyimpan serta meliput semua aktivitas yang terjadi selama proses pelaksanaan penelitian berlanngsung.

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan perekam (record) berupa Handy Cam atau kamera digital untuk merekam semua aktivitas yang berlangsung selama penelitian.

 

 

  1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain  yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemempuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa seteleh mempelejari sesuatu. Dalam hal ini, peneliti melakukan evaluasi atau tes hanya untuk materiBahasa Inggris dengan pokok bahasan Telling Time.Tes dilaksanakan setelah pokok bahasan selesai dipelajari, dan  bentuk tes adalah berupa pilihan ganda dan uraian.

  1. Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi dirinya atau hal-hal yang ia ketahui.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket jenis Check list yaitu sebuah daftar dimana responden hanya tinggal membutuhkan tanda check (√)  pada kolom yang sesuai. Sama halnya dengan Penelitian Tindakan Kelas ini, responden terkait hanya mengisi angket dengan membubuhkan tanda check. Adapun mengenai isi dari angket tersebut adalah semua hal yang berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris secara umum dan untuk materi Telling Time secara khusus.

 

  1. E.       Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan mengolah data yang sudah ada. Pekerjaan analisis data meliputi:

  1. Persiapan

Pada tahap persiapan, yang dilakukan oleh peneliti adalah memillih atau  menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja. Tahap persiapan dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan data atau analisis.

Kegiatan dalam tahap persiapan antara lain:

  1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi intrumen.
  2. Mengecek kelengkapan data (isi instrumen pengumpulan data, keutuhan instrumen)
  3. Mengecek macam isian data.
  4. Tabulasi

Dalam tahapan tabulasi, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor
  2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor

Misal: Jenis kelamin: laki-laki diberi kode (1), perempuan diberi kode (0)

  1. Mengubah jenis data yang disesuaikandengan teknik analisis data yang akan digunakan
  2. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data pada semua variabel.
  3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengelolaan data adalah secara induktif, yakni data-data yang diperoleh dikumpulkn menjadi satu dan selanjutnya dideskripsikan dari hal-hal yang khusus dan terakhir didapatkan kesimpulan umum dari data-data tersebut.

 

  1. F.       Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian tindakan kelas adalah setelah diterapkan strategi pembelajaran STAD (Student Tams Achievement Division) pada mata pelajaran Bahasa Inggris dalam pokok bahasan Telling Time. Kualitas kemampuan siswa dalam menyelesaikan pokok bahasan ini ditandai dengan meningkatnya skor rata – rata dan ketuntasan dalam belajar.

 

 

 

 

  1. G.      Prosedur Penelitian
    1. Penjajagan Awal (Analisis Kebutuhan)

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, ditemukan siswa yang berperilaku belajar, seperti tidak mengerjakan tugas dengan baik, baik tugas yang dikerjakan di kelas maupun tugas yang dikerjakan di rumah, tidak semangat belajar rendah, takut menanyakan hal-hal yang belum difahami, dan sebagainya.

Di kelas V MI Ma’arif Babadsari, hampir 50 persen belum dapat menguasai materi Bahasa Inggris tentang Telling Time (menceritakan waktu/ jam).

Dengan adanya perilaku yang muncul di atas, guru Bahasa Inggris yang masih pemula dengan masa kerja kurang dari 5 tahun merasa kesulitan untuk mengefektifkan kondisi pembelajaran karena keadaan yang ada sangat berpengaruh pada hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V, hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Telling Time, hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Telling Time.

  1. Perencanaan Tindakan

Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan bersama dengan teman sejawat dan juga kepala sekolah. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah bermusyawarah dengan pihak terkait, dalam hal ini guru dan kepala sekolah perihal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah bermusyawarah, terdapat kata sepakat mengenai tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V untuk materi Telling Time (Menceritakan Waktu/ Jam) pada siswa kelas V MI Ma’arif Babadsari, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.  Prosedur dalam tiap-tiap siklus adalah sama, yakni meliputi Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti merencanakan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang dipersiapkan dalam perencanaan tindakan diantaranya: RPP, instrumen penelitian yang diperlukan, dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu peneliti juga merumuskan rencana tindakan, berupa:

  1. Materi pelajaran Bahasa Inggris ditekankan pada materi Telling Time.
  2. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian dikatakan berhasil jika tejadi peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris untuk materi Telling Time denngan ketuntasan belajar minimal 70% siswa mampu menjawab dengan benar paling sedikit 60% dari keseluruhan soal yang ada.
  3. Menentukan instrumen penelitian siswa, berupa: Tes tertulis, tes kinerja, lembar pengamatan beserta pedoman pengamatan, kuesioner, Lembar Kerja Siswa, catatan lapangan, dan instrumen lain yang nantinya diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
  4. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah terdapat pada RPP. Pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ditekankan pada implementasi Strategi Pembelajaran STAD, yakni meliputi:

  1. Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan komponen-komponennya
  2. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pertimbangan kemampuan akademik dan jenis kelamin
  3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari
  4. Siswa ditugaskan untuk bergabung ke dalam kelompoknya masing-masing
  5. Peneliti memulai dengan memaparkan dan mendiskusikan materi yang dibahas
  6. Peneliti membagi tugas kepada setiap kelompok
  7. Peneliti melakukan observasi dan membimbing kegiatan kelompok
  8. Setelah kegiatan kelompok selesai, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang dipandu oleh guru untuk membahas hal-hal yang tidak dan atau belum terselesaikan dalam kegiatan kelompok
  9. Peneliti memberikan kuis untuk mengetahui penguasaan konsep yang dipelajari secara individual
    1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap keterampilan kooperatif STAD yang dilatihkan kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada tahap ini, peneliti juga mengumpulkan data, baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka, dan data kualitataif adalah data yang berupa huruf.

  1. Refleksi

Kegiatan pada tahap ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada tahap observasi. Dalam hal ini, peneliti menganalisis data hasil observasi yang mencakup analisis mengenai keterampilan kooperatif STAD siswa dalam melakukan kegiatan pada masing-masing tahap belajar kooperatif STAD tersebut, hasil kegiatan kelompok, dan hasil kuis yang berkaitan dengan hasil kegiatan kelompok. Selanjutnya, peneliti juga melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris siswa untuk materi Telling Time.

Peneliti juga menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Pada akhirnya, hasil-hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus sehingga pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini benar-benar akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Wacana Prima.

Basrowi, Sukidin, dkk. 2011. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1993 .Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Makalah Langkah-langkah Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi

MAKALAH

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS

BERBASIS KOMPETENSI

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas

pada mata kuliah Pembelajaran SKI di MI

Dosen pengampu Drs. H. Mukhtar Saefudin, M.Ag

 

 

 

Disusun Oleh Kelompok III:

Ade Rahmawati Arnisa           : 10.210221

Afni Nursani                            : 10.210223

Nur Laelatun Nisak                 : 10.210251

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013


KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-langkah Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi”. 

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu baik moral maupun spiritual, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari sebuah kesalahan, maka adapun makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik.

Untuk itu sebagai perantara perbaikan menuju kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

 

 

 

Kebumen, 01 April 2013

 

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1

  1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 1
  2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….. 2

  1. Langkah-langkah Pengembangan Silabus……………………………………………. 2
  2. Proses Penyusunan Silabus……………………………………………………………… 10
  3. Format Silabus………………………………………………………………………….. …. 11

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………… 13

  1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… …. 13
  2. Saran …………………………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. …. 14

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar belakang

Peran pembelajar (guru/dosen) di sekolah tidak hanya memberikan materi terhada pebelajar (di SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi) akan tetapi pebelajar harus memberi wahana baru dan inovasi kepada pembelajarannya. Pembelajaran harus diposisikan sebagai agen modernisasi dalam segala bidang, dan harus memiliki visi tentang apa yang diperbuat bagi pebelajarnya, mengapa dia melakuakan suatu perbuatan dan bagaimana cara dia melakukannnnya terhadap pembelajarannya itu. Dalam hal ini pengembangan silabus berperan penting karena merupakan salah satu tahapan kurikulum, khususnya untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus dipelajari?”.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pada kesempatan ini kami akan coba membahas tentang langkah-langkah pengembangan silabus tersebut.

 

  1. B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus berbasis kompetensi?
  2. Bagaimana proses penyusunan silabus?
  3. Bagaimana format silabus?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Langkah-langkah pengembangan silabus

Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Dediknas, 2004) yaitu:

1)      Mengisi identitas Silabus

Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan semester.  Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.

2)      Menuliskan Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.

Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
  2. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
  3. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan semester.

3)      Menuliskan Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.

Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. urutan berdasarkan hirarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar;
  2. keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; dan
  3. keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.

4)      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu mempertimbangkan:

  1. relevansi materi pokok dengan SK dan KD;
  2. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta  didik;
  3. kebermanfaatan bagi peserta didik;
  4. struktur keilmuan;
  5. kedalaman dan keluasan materi;
  6. relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dan
  7. alokasi waktu.

Selain hal-hal di atas, dalam mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran harus diperhatikan prinsip-prinsip:

  1. kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya;
  2. tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;
  3. kebermanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;
  4. layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
  5. menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

5)      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

  1. Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  2. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
  3. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
  4. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
  5. Materi  kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
  6. Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
  7. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi KD-KD yang memerlukan prasyarat tertentu.
  8. Pembelajaran  bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi tertentu).
  9. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

  1. Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
  2. Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran.
  3. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia.
  4. Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
  5. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

6)      Merumuskan Indikator

Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan indikator.  Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria berikut ini. Kriteria indikator adalah sebagai berikut.

  1. Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
  2. Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
  3. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
  4. Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor).
  5. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
  6. Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
  7. Menggunakan kata kerja operasional.

7)      Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih dahulu diperhatikan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen.

  1. a.      Teknik Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.  Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. 

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.

Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

1)        Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.

2)        Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.

3)        Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

4)        Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

5)        Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.

6)        Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.

7)        Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.

8)        Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik  formal maupun nonformal secara berkesinambungan.

9)        Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

10)    Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.

11)    Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.

12)    Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi  siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.

13)    Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan  melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

  1. b.      Bentuk Instrumen

Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya.

1)        Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.

2)        Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.

3)        Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.

4)        Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.

5)        Observasi,  menggunakan lembar observasi.

6)        Wawancara, menggunakan pedoman wawancara

7)        Portofolio, menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.

8)        Penilaian diri, menggunakan lembar penilaian diri

Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.

  1. c.       Contoh Instrumen

          Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.  Namun, apabila dipandang hal itu menyu­lit­kan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.

8)      Menentukan Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:

  1. Minggu efektif per semester,
  2. Alokasi waktu mata pelajaran, dan
  3. Jumlah kompetensi per semester.

9)      Menentukan Sumber Belajar  

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.

 

10)   Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan

Nilai karakter dipilih dari 18 (delapan belas) nilai utama yang disesuaikan dengan karakterisktik Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

 

  1. B.     Proses Penyusunan Silabus
  2. 1.      Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.

  1. 2.      Pelaksanaan 

Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

  1. 3.      Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

  1. 4.      Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria rancangan silabus dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

  1. 5.      Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan model-model penilaian kurikulum.

 

 

  1. C.    Format Silabus
  2. 1.      Komponen silabus

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.

  1. Identitas Silabus
  2. Standar Kompentensi
  3. Kompetensi Dasar
  4. Materi Pokok/Pembelajaran
  5. Kegiatan Pembelajaran
  6. Indikator
  7. Penilaian
  8. Alokasi Waktu
  9. Sumber Belajar
  10. Nilai Karakter

Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam contoh format silabus secara horisontal atau vertikal sebagai berikut.

  1. 2.      Format 1: Horizontal

SILABUS PEMBELAJARAN

 

Sekolah/Madrasah                        : …..

Kelas                                            : …..

Mata Pelajaran                              : …..

Semester                                       : …..

Standar Kompetensi                     : …..

        

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Nilai Karakter

Teknik

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

               

 

 
               

 

 
               

 

 

 

  1. 3.      Format 2: Vertikal

SILABUS PEMBELAJARAN

 

Nama Sekolah/Madrasah             : ……

Mata Pelajaran                              : ……

Kelas/Semester                             : ……

 

                                   I.            Standar Kompetensi             : …………………..

                                II.            Kompetensi Dasar                 : …………………..

                             III.            Materi Pokok/Pembelajaran  : …………………..

                             IV.            Kegiatan Pembelajaran         : …………………..

                                V.            Indikator                               : …………………..

                             VI.            Penilaian                                : …………………..

                          VII.            Alokasi Waktu                      : …………………..

                       VIII.            Sumber Belajar                      : …………………..

                             IX.            Nilai Karakter                       : …………………..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.    Kesimpulan
  2. Langkah-langkah pengembangan silabus, antara lain:
    1. Mengisi identitas Silabus
    2. Menuliskan Standar Kompetensi
    3. Menuliskan Kompetensi Dasar
    4. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
    5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
    6. Merumuskan Indikator
    7. Penilaian
    8. Menentukan Alokasi Waktu
    9. Menentukan Sumber Belajar
    10. Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan
    11. Proses penyusunan silabus, antara lain:
      1. Perencanaan
      2. Pelaksanaan
      3. Perbaikan
      4. Pemantapan
      5. Penilaian silabus
      6. Format silabus dibagi menjadi dua, yaitu:
        1. Format horizontal
        2. Format vertikal

 

  1. B.     Saran

Makalah ini kalau diperhatikan dalam penulisannya dan penyajiannya memang sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan sekali sebuah kritikan atau saran yang sekiranya membangun guna perbaikan makalah selanjutnya. Dan mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Abdul majid. 2009. Perencanaa Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Suatu Pendekatan Praktis Merencanakan Pembelajaran Di Sd/Mi Berdasarkan Ktsp. Kebumen: Aswaja Presindo.

 http://wahyu-wicak.blogspot.com/2010/12/pengembangan-silabus-berbasis.html, 31/03/2013

 

makalah Praktik Pengalaman Ibadah

MAKALAH

BACAAN-BACAAN DOA

 

Disusun untuk  memenuhi salah satu tugas

pada mata kuliah Praktik Pengalaman Ibadah

Dosen pengampu Drs. H. Fauzi Ma’sum. M.Pd.I.

 

 

 

Disusun Oleh Kelompok I:

Ade Rahmawati Arnisa           : 10.210221

Afni Nursani                            : 10.210223

Ari Wijayanti                           :10.210225

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013


KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bacaan-bacaan Doa”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu baik moral maupun spiritual, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini.Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari sebuah kesalahan, maka adapun makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik.

Untuk itu sebagai perantara perbaikan menuju kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

 

 

 

Kebumen, 26 Maret 2012

Penulis

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………

  1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………….
  2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………….

  1. Adzan ……………………………………………………………………………………………..
  2. Iqamat ……………………………………………………………………………………………..
  3. Bacaan-bacaan setelah salat ………………………………………………………..
  4. Adab berdoa dan doa sehari-hari…………………………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………….

Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………

BAB I

PEMBASAHAN

  1. A.    ADZAN

Sebelum melakukan salat fardhu disyariatkan melalukan adzan. Adzan ialah panggailan berupa pemberitahuan tentang datangnya waktu salat fardhu dengan menggunakan lafal tertentu. Dengan adzan akan memudahkan setiap orang untuk mengetahui masuk waktu dan melakukan salat berjamaah pada awal waktunya. Selain dari adzan berguna pula untuk lebih menampakkan syiar Islam di muka umum. Firman Allah SWT, pada Quran Surat Al-Jum’ah: 9, yaitu:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabiladiseru untuk menunaikan salat pada hari jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya (Al-Jum’ah:9)

Cara melakukan adzan

Adzan dillakukan dengan mengikuti ketentuan dan tata cara sebagai berikut:

  1. Orang yang adzan (muadzdzin) terlebih dahulu mensucikan dirinya dari hadas kecil dan hadas besar
  2. Adzan sebaiknya dikumandangakan sambil berdiri dengan menghadapkan ke muka arah kiblat, kemudian memasukkan kedua ujung jari telunjuk ke lubang dua telinga
  3. Membaca basmallah, kemudian mengumandangkan adzan dengan lafal, sebagai berikut:

الله اكبر الله اكبر  x٢
اشهد ان لااله الا الله  x٢
اشهد ان محمدارسول الله  x٢
حي علي الصلاة  x٢
حي علي الفلاح  x٢
الله اكبر الله اكبر  x١
لا اله الا الله  x١

Catatan:  Dalam adzan shalat subuh, diantara kalimat “Hayya ‘alal-falaah”, dan Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, ditambah dengan kalimat :

  1. Bacaan adzan tersebut diucapkan dengan suara lantang, keras dan merdu, tanpa tergesa-gesa
  2. Menolehkan muka dan dada kearah kanan, ketika mengumandangkan :

حي علي الصلاة dan kearah kiri ketika mengumandangkan:

حي علي الفلاح

  1. Sesudah mengucapkan حي علي الصلاة dan  حي علي الفلاح pada adzan shubuh, hendaklah ditambahkan lafal: الصلاة خير من النوم (Shalat itu lebih baik dari pada tidur) sebanyak dua kali, lafal ini disebut kalimat “Tatswib”
  2. Bagi orang yang mendengarkan adzan disunatkan mengikutinya dengan suara lemah seperti ucapan muaddzin, kecuali ketika mendengarkan lafal : حي علي الصلاة dan حي علي الفلاح hendaknya sahuti dengan ucapan:

 

  1. B.     IQAMAT

Iqamat yaitu pemberitahuan kedapa para jamaah yang telah hadir, bahwa salat akan segera dimulai dan di minta agar jamaah segera siap dan berdiri untuk mengerjakan salat.

Cara melakukan iqamat

Cara melakukan iqamat dengan mengikuti ketentuan dan tata cara sebagai berikut:

  1. Iqamat dilakukan oleh orang yang dalam keadaan suci dari hadas kecil dan hadas besar serta berdiri menghadap kiblat, seperti melakukan adzan
  2. Iqamat dilakukan setelah selesai adzan dan para jamaah mengerjakan salat sunat pada waktu yang disunatkan salat
  3. Iqamat dilakukan dengan mengucapkan lafal-lafal sebagai berikut:

الله اكبر الله اكبر ١
اشهد ان لا اله الا الله ١
اشهد ان محمدارسول الله ١
حي علي الصلاة ١
حي علي الفلاح ١
قدقامت الصلاة ٢
الله اكبر الله اكبر ١
لا اله الا الله ١

Artinya:

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku menyaksikan bahawa Tiada Tuhan melainkan Allah. Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah. Marilah Sembahyang. Marilah kepada kejayaan. Sesungguhnya sudah hampir mengerjakan sembahyang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan melainkan Allah”

Doa setelah adzan dan iqamat:

 

Artinya:
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan! Berikanlah junjungan kami, Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, dan derajat yang tinggi! Dan angkatlah ia ketempat (kedudukan) yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tak akan menyalahi janji”

 

  1. C.    BACAAN-BACAAN SETELAH SALAT
    1. Membaca Istighfar 3x yaitu:

Artinya:

“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung yang tiada Tuhan kecuali Dia yang Maha Berdiri Sendiri dan aku bertobat padaNya.”

  1. Membaca 3x

    Artinya:
    “Tiada Tuhan selain Allah yang satu tiada sekutu bagiNya.  Kepunyaannyalah kerajaan dan puj-pujian,  Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

  2. Membaca
    Artinya:
    Ya Allah Engkau adalah sumber keselamatan, darimulah keselamatan kepadaMu-lah kembali keselamatan maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami,  dengan keselamatan meaukkanlah kami kedalam surga ; tempat keselamatan; Maha Kebaikan Engkau dan Maha Tinggi Engkau wahai Dzat Yang Mempunyai Keagungan dan Kemulyaan.
  3. Membaca Subhanallah 33 x, Alhamdulillah 33 x, Allahu Akbar 33x

سُبْحَانَ اللهِ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَاللهُ أَكْبَرُ

  1. 5.      MembacaArtinya:
    Tiada Tuhan selain Allah yang satu tiada sekutu bagiNya.  Kepunyaannyalah kerajaan dan puj-pujian,  Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu diteruskan

    Artinya:

”Dan tidak ada daya upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung”
Demikianlah bacaan sederhana setelah sholat kemudian diteruskan dengan membaca doa sederhana setelah sholat.
agar shalat tersebut sempurna dan hendaklah ditutup dengan doa Dibawah ini kami tulis doa sederhana setelah shalat. Doa ini kami susun ringkas dengan tujuan agar mudah dibaca dan diamalkan:

  1. Doa pembuka
    Doa ini dibaca didepan pada setiap doa apapun yang kita baca dengan tujuan semoga doa kita nantinya dapat diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Inti pembuka doa ada 2 yaitu hamdalah dan selawat, berikut lafaznya :Artinya”:

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, limpahkanlah selawat dan salam kepada tuan kami Muhammad dan Keluarga tuan kami Muhammad”.

  1. Doa untuk kedua orang tua
    Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghira
    “Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku waktu kecil”.
  2. Doa keselamatan

    Artinya:
    “Ya Allah, kami memohon kepadaMu keselamatan dalam beragama, kesehetan pada tubuh, tambahan ilmu, keberkahan dalam rezeki, tobat sebelum mati, kasih sayang ketika ajal dan ampunan setelah mati”

  3. Doa mendapat ilmu yang bermanfaat

    Artinya:
    “Ya Alloh, berilah kami kamanfaatan ilmu yang Engkau ajarkan pada kami, ajarilah kami ajaran yang bermanfaat dan berilah kami rezeki berupa ilmu yang berguna bagi kami dalam urusan agama, dunia dan akhirat”.

  4. Doa sapu jagad ( doa yang mencakup segalanya )

    Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar
    “Wahai Tuhan kami, berilah kkami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka”.

  5. Penutup doa

Penutup doa ini dibaca untuk menutup doa yang kita baca. Sebagaimana pembuka doa, penutup doa juga terdiri dari dua yaitu hamdalah dan shalawat. Berikut lafaznya:

Artinya:
“Dan semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada tuan kami Muhammad beserta keluarga dan para sahabat. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalin alam”.

 

  1. D.    ADAB BERDOA

Waktu berdoa tidak hanya pada waktu menderita, gelisah atau susah saja, tetapi dalam keadaan senang dan dalam keadaan bahagiapun senantiasa berdoa. Sebab berdoa adalah termasuk ibadah dan bahkan merupakan oak dari semua ibadah yang dilakukan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

 

Artinya: Doa itu adalah otak ibadah (Riwayat Bukhari)

Doa adalah sebagai alat atau media untuk berhubungan antara makhluk dengan khalik. Sebagaimana halnya ibadah salat dan ibadah-ibadah lainnya di perintshkan oleh Allah, maka berdoa pun diperintahkan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 55-56:

 

Artinya: “Berdoa pada Tuhanmu dengan rendah hati (dengan) hati nurani, sesungguhnya Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini, sesudah diadakan perbaikan dan berdoalah kepada Tuhanmu dengan perasaan takut dan penuh harapan. Sesungguhnya rahmat Allah dekat pada orang-orang yang berbuat kebaikan” (Al-A’raf:55-56)

Pada ayat lain disebutkan, yaitu:

 

Artinya:”Dan Tuhan kamu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,, nanti-Ku perkenankan (permintaan) kamu itu. Sesungguhnya orang yang menyombongkan dirinya menyambah Aku, akan masuk neraka jahanman dengan kehinaan (Al-Mu’min:60)

Dalil-dalil tersebut di atas jelas terlihat, bahwa orang yang berdoa dengan hati yang merendah yang keluar dari hati nurani yang tulus ikhlas, diliputi dengan perasaan takut namun penuh harapan, doanya akan dikabulkan.

Adapun adab berdoa menurut Iman Al-Ghozali dakan kitabnya Ikhya’ Ulumuddin ada sepuluh, yaitu:

  1. Memilih waktu-waktu mulia, di antaranya:
    1. Bertepatan dengan hari Arafah
    2. Selama dalam bulan Ramadhan
    3. Memilih hari Jumat
    4. Pada waktu sahur (sepertiga malam terakhir)
  2. Mengambil segala hal keadaan yang mulia, antara lain:
    1. Ketika maju di medan pertempuran
    2. Ketika mengerjakan salat lima waktu
    3. Doa antara azan dan iqamat tidak ditolak
    4. Doa orang puasa
    5. Doa ketika berbuka
    6. Ketika bersujud
  3. Dengan menghadap kiblat dan mengangkat tangan
  4. Merendahkan suara antara sembunyi dan nyaring
    1. Allah memuji Nabi Zakaria as, sebab beluai berdoa dengan suara lembut (berbisik)
    2. Disunatkan berdoa dengan penuh kerendahan dan suara jiwa
  5. Tidak melebih-lebihkan sajak/ melampaui batas

Hendaklah membatasinya dengan doa-doa yang ma’tsur

  1. Merendahkan diri dan khusyu’ serta gentar
  2. Mantap, berdoa dan yakin akan diterima
  3. Bersungguh-sungguh dan mengulang-ulangi tiga kali, jangan merasa terlambat diterima doa itu
  4. Memualinya dengan membaca zikir dan bershalawat kepada Nabi SAW
  5. Yang terpenting dan merupakan pokok terkabulnya doa, bertaubat, mengembalikan segala kedzaliman dan menghadap sungguh-sungguh pada Allah

Adab berdoa ini perlu diperhatikan dan dipraktekan, agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT

  1. E.     DOA SEHARI-HARI

Adapun doa-doa untuk sehari-hari, antara lain:

  1. Doa untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat

 

 

Artinya:

“Ya Allah, kami memohon kepadaMu keselamatan dalam beragama, kesehetan pada tubuh, tambahan ilmu, keberkahan dalam rezeki, tobat sebelum mati, kasih sayang ketika ajal dan ampunan setelah mati”

  1. Doa keselamatan

Artinya:
“Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir.” (Qs. Yunus: 85-86)

  1. Doa untuk minta ampun bagi dirinya sendiri dan ibu bapaknya
  2. Doa minta mulia keluarga

رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Artinya:

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah bagi kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Furqon: 74)

  1. Doa ketika bersin

Rasulullah saw bersabda:

Apabila seseorang di antara kamu bersin, hendaklah mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Artinya:

“Segala puji bagi Allah”

Lantas saudara atau temannya yang mendengarkan mengucapkan:

يَرْحَمُكَ اللهُ

Artinya:

“Semoga Allah memberi rahmat kepadaMu”

Bila teman atau saudaranya mengucapkan demikian, bacalah:

يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

Artinya:

“Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu” (HR. Al-Bukhari)

  1. Doa menghilangkan marah

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم،اللهم اغفرلي ذنبي واذهب غيظ قلبي وأجرني من الشيطان الرجيم

Artinya :

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, Yaa Allah ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari setan yang terkutuk”

  1. Doa ketika menerima berita orang meninggal

 

  1. Doa akan tidur

بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ

Artinya :

Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati”

  1. Doa bangun tidur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Artinya :

Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit”

  1. Doa menjelang pagi

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑِﻚَ ﺃَﺻْﺒَﺤْﻨَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﺃَﻣْﺴَﻴْﻨَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﻧَﺤْﻴَﺎ ﻭَﺑِﻚَ ﻧَﻤُﻮﺕُ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍَﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ

Artinya:

“Ya Allah dengan kekuasaanmu aku memasuki pagi, dengan kekuasaanmu aku memasuki petang, dengan kekuasaanmu aku hidup, dengan kekuasaanmu aku mati, dan kepadamulah tempat kembali”

  1. Doa keluar rumah

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja”

  1. Doa ketika masuk rumah

السلام علينا وعلي عباد الله الصالحين اللهم إني أسألك خير المولج وخير المخرج بسم الله ولجنا وبسم الله خرجنا وعلي الله توكلنا الحمد لله الذي أواني

Artinya :

“Semoga Allah mencurahkan keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang shalih. Ya Allah, bahwasanya aku memohon pada-Mu kebaikan tempat masuk dan tempat keluarku. Dengan menyebut nama-Mu aku masuk, dan dengan mneyebut nama Allah aku keluar. Dan kepada Allah Tuhan kami, kami berserah diri. Segala
puji bagi Allah yang telah melindungi kami” (HR. Abu Daud)

  1. Doa berpergian

اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ

Artinya:

“Ya Allah, mudahkanlah kami berpergian ini, dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah, Engkaulah menemani dalam berpergian dan Engkau pulalah yang melindungi keluarga”

  1. Doa ketika menghadapi hidangan

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْماَ رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 Artinya:

“Ya Alloh berkahilah pada makanan yang telah Engkau rizkikan pada kami dan jagalah kami dari api neraka”

  1. Doa sesudah makan dan minum

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

Artinya:

Segala puji bagi Alloh Yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan Yang menjadikan kami sebagai orang-orang islam”

  1. Doa ketika lupa berdoa makal dan minum

بسم الله أوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Artinya
“Dengan menyebut asma’ Alloh pada permulaan dan akhiran”

  1. Doa sesudah berbuka puasa

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَالله

Artinya:

“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang paling welas asih, Telah hilanglah dahaga telah basahlah kerongkongan semoga ada pahala yang ditetapkan jika Allah menghendaki”

  1. Doa minta tetap Iman dan Islam

 

  1. Doa mohon kesabaran

رَبَّنَا`اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًٰ وَشَبِّتْ أَقْدَٰمَنَاوَٰنْصُرْنَاعَلَىٰ ْلقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ

Artinya:

“Ya Allah, ya Tuhan kaim, limpahkanlah kesabaran atas kami, tetapkanlah kedua telapak kaki kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang

  1. Doa masuk WC/Toilet

اللهم إني أعوذبك من الخبث والخبائث

Artinya :

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari syaitan besar laki-laki dan betina” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Doa keluar WC/Toilet
    غفرانك الحمدلله الذي أذهب عني الأذي وعافني

Artinya:

“Ku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakitku dan telah menyembuhkan/menyelamatkan (HR. Abu Daud)

 

Harga alat, seragam drumband

DAFTAR HARGA ALAT DRUMBAND

DAN SERAGAM DRUMBAND

No.

Nama Barang

Jumlah Barang

Harga Satuan

Total Harga

1. Snar drum 10 set Rp           450.000,00 Rp            4.500.000,00
2. Tenor drum 6 set Rp           400.000,00 Rp            2.400.000,00
3. Bass drum 22”

Bass drum 20”

Bass drum 18”

1 set

1 set

1 set

Rp           750.000,00

Rp           700.000,00

Rp           650.000,00

Rp               750.000,00

Rp               700.000,00

Rp               650.000,00

4. Trio tam tam 8”, 10”, 12” 1 set Rp           650.000,00 Rp               650.000,00
5. Marching bell 8 set Rp           475.000,00 Rp            3.800.000,00
6. Simbal 14” 2 psng Rp           375.000,00 Rp               750.000,00
7. Stik mayoret 2 buah Rp           200.000,00 Rp               400.000,00
8. Pianika 10 buah Rp           120.000,00 Rp            1.200.000,00
JUMLAH Rp          15.800.000,00

NB:

  1. Alat drumband untuk 42 peserta didik
  2. Bonus bendera 10 buah
  3. Jadi keseluruhan anggota drumband adalah 52 peserta didik

DAFTAR HARGA PAKAIAN

SERAGAM DRUMBAND

No.

Jumlah barang

Digunakan untuk

Harga satuan

Total harga

1. 50 pasukan Pasukan Rp         250.000,00 Rp         12.500.000,00
2. 2 set Mayoret Rp         350.000,00 Rp              700.000,00
3. 1 set Fid Comander Rp         350.000,00 Rp              350.000,00
  JUMLAH Rp         13.550.000,00

 

Pasukan

  1. Untuk pasukan: satu set terdiri dari topi, bulu, baju, celana, sepatu.
  2. Untuk mayoret: satu set terdiri dari topi, bulu, baju. Rok, celana, sepatu panjang.

Jumlah keseluruhan

No.

Nama barang

Total harga

1. Alat drumband Rp        16.800.000,00
2. Seragam Rp        13.550.000,00
JUMLAH Rp        30.300.000,00

makalah Kapita Selekta Pendidikan Islam

MAKALAH

PROFESIONALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM

 

Disusun untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah Pembelajaran Kapita Selekta Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Drs. H. Ari Tasiman, M. Pd

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Ade Rahmawati Arnisa

10. 210 221

PGMI IVA

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(STAINU) KEBUMEN

2012/2013

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….   1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….   2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….   3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….   4

Latar Belakang ………………………………………………………………………….   4

Rumusan Masalah    …………………………………………………………………..   5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….   6

Pengertian Profesionalisme …………………………………………………………   6

Pandangan Islam tentang Profesionalisme  …………………………………… 7

Profesionalisme dalam Pendidikan Islam ……………………………………..   9

Cara Menerapkan Profesionalisme dalam Sekolah-sekolah Islam …….   9

BAB III PENUTUP  ……………………………………………………………………….   12

Kesimpulan ………………………………………………………………………………   12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..   13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Dalam dunia keilmuan islam, pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikanlah manusia akan bisa eksis dan berjaya di muka bumi ini. Melalui tindakan-tindakan guru, nasib pendidikan kita bergantung kepadanya. Sementara itu, diketahui bahwa dewasa ini tugas guru semakin berat. Hal ni terjadi antara lain karena kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan cara pendang dan pola hidup masyarakat yang menghendaki strategi pendekatan dalam proses belajar mengajar yang berbeda-beda, disamping materi pengajaran itu sendiri.

Dengan keadaan perkembangan masyarakat yang sedemikian itu, maka mendidik merupakan tugas berat dan memerlukan seseorangyang cukup memiliki kemampuan yang sesuai dengan jabatan tersebut. Mendidik adalah pekerjaan profesional yang tidak dapat diserahkan kepada sembarang orang, karena hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam kehidupannya, begitu juga terhadap lembaga pendidikan di mana ia mengabdikan dirinya untuk profesi yang diembannya. Profesionalitas seorang guru berkaitan dengan upaya penyiapan peserta didik menjadi manusia yang ulul albab yang nantinya diharapkan bisa mengangkat dunia keilmuan islam yang selama ini “mandeg” merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi dan harus segera maju dan dapat mempengaruhi terhadap semua bangsa seperti pada masa kejayaan islam dahulu kala.

Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pribadi seseorang guru tidaklah mudah, karena hal tersebut memerlukan proses yang cukup panjang dan biaya yang cukup banyak. Disamping itu, diperlukan pula penyadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai cita-cita dari masyarakat terhadap hasil pembelajarannya yang dilakukan bersama muridnya dapat tercapai, sehingga tercipta kualitas dan mutu out put yang bisa dipertanggung jawabkan secara intelektual, memiliki keterampilan yang tinggi dan memiliki akhlaqul karimah yang mapan.

 

  1. B.     Rumusan Masalah
  2. Bagaimana pengertian profesionalisme menurut para ahli?
  3. Bagaimanakah pandangan islam tentang profesionalisme?
  4. Bagaimana profesionalisme dalam pendidikan islam di era saat ini?
  5. Bagaimanakah cara menerapkan profesionalisme dalam sekolah-sekolah yang berbasis islam?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya riwayat, pekerjaan, pekerjaan tetap, pencaharian, pekerjaan yang merupakan sumber penghidupan. Menurut bahasa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran, dsb.) sedang menurut istilah bahwa profesi adalah merupakan seorang yang menampilkan suatu tugas yang mempunyai tingkat kesulitan dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian pendidikan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.

Profesionalisme menurut Ahmad Tafsir (2004) adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang yang memiliki profesi.[1]

Istilah profesionalisme berasal dari profesion. Profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. Dengan kata lain, profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya. Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahliaan tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus.[2]

Selanjutnya istilah profesionalisme memang juga merupakan bentuk kata kerja dari kata benda profesi (profesion), hanya saja berikut maknanya selama ini jarang dikemukakan, terutama pada saat di Indonesia masih banyak orang yang berpendapat bahwa ilmu itu bebas nilai (seperti keyakinan yang pernah dianut orang barat). Oleh karena itu, profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang diakibatkan oleh penguasaan suatu ilmu bebas nilai yang mengandung makna seolah-olah seorang profesional tidak bertanggung jawab atas penggunaan hasil kerjanya karena hal itu menjadi tanggung jawab dan resiko pemesannya. Hal itu juga ternyata merupakan pendapat usang, bahkan tidak berlaku lagi.[3]

Sedangkan profesionalisme adalah proses usaha menuju ke arah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal berkemampuan, mendapat perlindungan, memiliki kode etik profesionalisasi, serta upaya perubahan struktur jabatan sehingga dapat direfleksikan model profesional sebagai jabatan elit. Sedangkan profesi itu sendiri pada hakekatnya adalah sikap bijaksana (informed responsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemauan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi sikap kepribadian tertentu.

 

  1. B.     Pandangan Islam tentang Profesionalisme

Pekerjaan (profesi adalah pekerjaan) menurut islam harus dilakukan karena Allah. “Karena Allah” maksudnya adalah karena diperintahkan Allah. Jadi, profesi dalam islam harus dijalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah.[4] Dalam kenyataannya pekerjaan itu dilakukan untuk orang lain, tetapi niat yang mendasarinya adalah perintah Allah. Dari sini kita mengetahui bahwa pekerjaaan profesi di dalam islam dilakukan untuk atau sebagai pengabdian kepada dua objek, yaitu: pengabdian kepada Allah dan sebagai pengabdian atau dedikasi kepada manusia atau kepada yang lain sebagai objek pekerjaaan itu. Jelas pula bahwa kriteria “pengabdian” dalam islam lebih kuat dan lebih mendalam dibandingkan dengan pengabdian dalam kriteria yang diajarkan diatas tadi. Pengabdian dalam islam, selain demi kemanusiaan, juga dikerjakan demi Tuhan, jadi unsur transenden ini dapat menjadikan pengalaman profesi dalam islam lebih tinggi nilai pengabdiannya dibandingkan dengan pengalaman profesi yang tidak didasari oleh keyakian iman kepada Tuhan.

Dalam islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional, dalam arti harus dilakukan secara benar. Itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang ahli. Rasulullah SAW, mengatakan bahwa: “ bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancuran”. “Kehancuran” dalam hadits ini dapat diartikan secara terbatas dan dapat diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahlian, maka yang “hancur” adalah muridnya. Ini dalam pengertian yang terbatas. Murid-murid itu kelak mempunyai murid lagi dan murid-murid itu kelak berkarya, kedua-duanya dilakukan dengan tidak benar (karena telah dididik tidak benar), maka akan timbullah “kehancuran”. Kehancuran apa? Ya, kehancuran orang-orang yaitu murid-murid itu, dan kehancuran sistem ini kebenaran karena mereka mengajarkan pengetahuan yang dapat saja tidak benar. Ini kehancuran dalam arti luas. Maka benarlah apa yang diajarkan Nabi: Setiap pekerjaan (urusan) harus dilakukan oleh orang yang ahli. “Karena Allah” saja tidaklah cukup untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang mencukupi ialah “karena Allah” dan “keahlian”. Dengan uraian yang singkat itu jelaslah pandangan islam tentang profesi, bahkan juga pandangan islam tentang profesionalisme. Islam mementingkan profesionalisme. Akan tetapi, bagaimana penerapan profesionalisme ini dalam masyarakat islam sekarang, khususnya dalam bidang pengelolaan sekolah.

 

  1. C.    Profesionalisme dalam Pendidikan Islam

Dalam Islam, setiap pekarjaan harus dilakukan secara profesional. Dalam arti harus dilakukan dengan benar. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang ahli. Penerapan paham profesionalisme ini akan menghasilkan efek yang berganda.

Pertama, dengan meningkatkan profesionalisme akan mendapatkan pendidikan yang lebih bermutu. Penigkatan itu akan dinikmati oleh masyarakat dan pada gilirannya mutu masyarakat muslim juga akan meningkat.

Kedua, karena mutu yang baik maka peminat memasuki lembaga pendidikan itu juga akan meningkat. Mahasiswa atau murid akan meningkat jumlahnya. Kesempatan mendidik umat dalam jumlah besar muncul.

Ketiga, dari mahasiswa atau murid yang banyak itu akan masuk uang yang lebih banyak. Dari uang yang banyak itu kita dapat menggunakannya sebagian untuk lebih meningkatkan mutu. Jelaslah, penerapan profesionalisme akan menimbulkan suatu sinergi kearah lebih baik. Sinergi ini perlu dipahami karena selama ini seringkali pengelola sekolah bingung dari mana harus dimulai untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  1. D.    Cara Menerapkan Profesionalisme dalam Sekolah-sekolah Islam

Tidak ada orang, juga orang islam non islam, yang menghendaki sekolah islam mutunya rendah. Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan agaknya dapat diikuti sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut ini:

Pertama, adanya profesionalisme pada tingkatan yayasan. Biasanya sekolah berada di bawah pengelolaan dan tanggung jawab yayasan. Yayasan tidak hanya mengurus sekolah, kadang-kadang yayasan juga membuat kegiatan lain, yaitu sebuah yayasan mengurus rumah sakit, rumah anak-anak yatim, koperasi sekolah, dan lain-lain. Dalam hal ini, pengurus yayasan cukup memenuhi syarat satu saja yaitu rasa pengabdian yang besar kepada masyarakat. Oleh karena itu, ia senang berbuat untuk masyarakat. Dalam hal seperti ini maka yayasan harus menudaskan seseorang yang profesional untuk setiap bidang garapan. Untuk mengelola sekolah harus ada paling sedikit satu orang yang memiliki profesi pendidikan (tegasnya sekolah) yang duduk pada tingkat yayasan. Orang ini sebaiknya tidak merangkap jabatan sebagai salah seorang seorang pengurus yayasan dan kepala sekolah, cukup mengurusi sekolah saja. Mengapa demikian? Karena ia harus memikirkan perkembangan sekolah, dari suatu sekolah menjadi banyak sekolah. Jadi, pikirannya tidak boleh hanya tertuju pada satu sekolah. Hubungan kerjanya lebih banyak dengan pengurus lengkap yayasan dan dengan masyarakat, sekolah hanya salah satu titik saja dalam pemikirannya dan pemikirannya akan lebih luas, tidak terlibat dalam persoalan-persoalan rutin yang biasanya selalu ada setiap sekolah.

Kedua, menerapkan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah. Dalam hal ini yang benar-benar harus diperhatikan oleh pengurus yayasan ialah memilih yayasan kepala sekolah yang benar-benar profesional, dengan keahliannya itu ia dapat meningkatkan mutu tenaga guru. Akan tetapi, bila katakanlah guru-guru profesional, tetapi kepala sekolah tidak profesional, yang akan terjadi adalah bentrokan kebijakan.

Ketiga, penerapan profesionalisme pada tingkat tenaga pengajar. Ini harus dimulai dalam penerimaan tenaga guru. Kadang-kadang ada yayasan dan kepala sekolah yang berpendapat bahwa untuk sementara terima saja asal ada yang melamar nanti, bila sekolah ini sudah stabil, kita ganti guru yang tidak profesionalisme itu. Kebijakan yang sangat keliru. Kenyataannya ialah memecat guru tidaklah semudah itu.

Keempat, profesionalisasi tenaga tata usaha sekolah. Kebutuhan pegawai tata usaha untuk suatu sekolah sesungguhnya tidak banyak. Banyaknya pegawai tata usaha tidak menjamin beresnya tata usaha sekolah yang menjamin adalah tingkat profesionalisme yang tinggi. Apalagi pada zaman sekarang ini tatkala peralatan bantu seperti komputer sudah semakin canggih. Perencanaan ketatausahaan sekolah seluruhnya adalah tugas kepala sekolah, mencakup jumlahnya dan bidang tugasnya. Tidak dibuat teori baku tentang jumlah dan tugas tata usaha sekolah. Ini disebabkan oleh kondisi dan program sekolah tidak sama. Yang dapat diteorikan ialah bahwa tata usaha sekolah harus mampu memberikan pelayanan selengkap-lengkapnya terhadap kepala sekolah, guru, murid, orang tua murid. Maka, tugas tata usaha sekolah adalah melakukan semua tugas yang diperintahkan oleh kepala sekolah, yang mana kepala sekolah harus orang yang profesional.

Hambatan utama untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan sekolah ialah kekurangan biaya, demikian pendapat umum di kalangan pengelola sekolah islam. Oleh karena itu, sekolah islam banyak yang rendah mutunya. Pendapat ini umum dianut dan kelihatannya banyak sekali orang yang percaya pada pendapat seperti itu.[5]

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Profesionalisme menurut Ahmad Tafsir (2004) adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional.

Pekerjaan (profesi adalah pekerjaan) menurut islam harus dilakukan karena Allah. “Karena Allah” maksudnya adalah karena diperintahkan Allah. Jadi, profesi dalam islam harus dijalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah.

Dalam Islam, setiap pekarjaan harus dilakukan secara profesional. Dalam arti harus dilakukan dengan benar. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang ahli. Penerapan paham profesionalisme ini akan menghasilkan efek yang berganda, yaitu:

  1. Dengan meningkatkan profesionalisme akan mendapatkan pendidikan yang lebih bermutu
  2. Dari mahasiswa atau murid yang banyak itu akan masuk uang yang lebih banyak
  3. Karena mutu yang baik maka peminat memasuki lembaga pendidikan itu juga akan meningkat

Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan agaknya dapat diikuti sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut ini:

  1. Adanya profesionalisme pada tingkatan yayasan
  2. Menerapkan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah
  3. Penerapan profesionalisme pada tingkat tenaga pengajar
  4. Profesionalisasi tenaga tata usaha sekolah

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmad Tafsir. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muzayyin Arifin, M. Ed.. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Feisal Jusuf Amir. 1995.  Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


[1] Ahmad Tafsir, 2008, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya), Hlm: 107.

[2] Muzayyin Arifin, M. Ed., 2011, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Hlm: 158.

[3] Feisal Jusuf Amir, 1995, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), hlm: 173.

[4] Ahmad Tafsir, 2008, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya), Hlm: 113.

 

[5] Ibid: 116-119.

 

artikel pramuka singkat

Pramuka, Media Pendidikan Di Alam Terbuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka  menargetkan bahwa upaya dan usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka adalah diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani, bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak.

Melihat uraian di atas, jelas bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan menarik yang dilakukan di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas pelaksanaan kegiatan Pramuka yang membedakan kegiatan tersebut dengan kegiatan di luar kepramukaan. Bagaimana tidak, saat ini ada sebagian gugus depan yang melaksanakan kegiatan kepramukaan terpaku dilaksanakan di lingkungan sekolah, bahkan untuk kegiatan berkemah pun dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan ruang belajar sebagai arena kegiatan. Padahal, kegiatan berkemah merupakan kegiatan yang sangat digemari para peserta didik, apalagi menjelang liburan bahkan pada saat liburan sebagai agenda kegiatan yang telah disiapkan oleh peserta didik, di sela-sela acara keluarga ataupun acara lainnya. Sebenarnya, kegiatan perkemahan merupakan kegiatan di alam terbuka yang kebanyakan dilakukan di hutan, pegunungan, pantai, ataupun tempat lain yang layak dipergunakan untuk berkemah.

Dalam kegiatan kepramukaan, berkemah merupakan salah satu syarat yang tercantum dalam SKU. Hal ini menjadi keharusan bagi peserta didik untuk melakukan perkemahan agar bisa menempuh SKU tersebut. Dengan kata lain, peserta didik harus bisa bersatu dengan alam, di mana dalam acara perkemahan tersebut peserta didik bisa melaksanakan kegiatan berupa penjelajahan, mendaki gunung, serta mempelajari atau mengambil gambar/foto flora dan fauna yang ada di sekitar perkemahan.

Maka, jika kegiatan perkemahan dilaksanakan di sekolah rasanya kurang mencapai sasaran yang telah ditetapkan kecuali untuk golongan siaga. Karena, dengan melakukan kegiatan perkemahan di alam terbuka, seperti bumi perkemahan, hutan, dll. peserta didik akan diberikan tantangan oleh keadaan alam sekitarnya. Hambatan dan rintangan tidak ada yang tidak bisa dikerjakan, semua kesulitan harus bisa diselesaikan.

Selain itu, kegiatan kepramukaan yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah merupakan suatu kejenuhan bagi peserta didik sehingga lama-lama peserta didik akan merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan latihan, karena setiap saat baik latihan pramuka maupun belajar tempatnya selalu begitu saja, atau di tempat itu-itu saja tidak ada variasi. Jadi, tidak salah apabila kita membuat rencana latihan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media latihan. Karena sudah jelas disebutkan bahwa kepramukaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah ataupun lingkungan keluarga yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan demikian, kegiatan kepramukaan khususnya kegiatan perkemahan dilakukan di luar lingkungan sekolah, dalam arti di alam terbuka sebagai tujuan untuk mendidik dan membina peserta didik agar mereka bisa survive/bertahan di alam dengan segala macam rintangan, hambatan, dan alakadarnya yang ada pada dirinya. Dengan melakukan kegiatan di alam terbuka, peserta didik diharapkan terhindar dari kejenuhan akan rutinitas kehidupan sehari-hari.

Dengan kegiatan di alam terbuka, peserta didik bisa bersatu dengan alam, dan alam terbuka akan memberikan banyak pelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, sangat tepat kalau salah satu media yang efektif membentuk kepribadian seorang Pramuka adalah alam semesta. Dia bisa hidup dan bertahan dengan alam karena alam akan bersahabat dengan kita apabila kita mau melestarikan dan menjaganya dari usikan-usikan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.

Artikel Pramuka

KEPEMIMPINAN YANG BAIK DIAWALI BERPAKAIAN PRAMUKA YANG BENAR

            Seragam pramuka adalah suatu kostum yang dipakai seseorang sehingga dapat memberikan kesan bahwa pemakainya adalah seorang anggota pramuka. Dibagian lain seragam pramuka dilengkap pula dengan atribut berupa tanda-tanda yang melekat pada pakaian seragam pramuka.

Sesuai dengan sistem pendidikan yang dilakukan di dalam Gerakan Pramuka, maka pakaian seragam inipun merupakan alat pendidikan, yang diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku pramuka yang menenakannya. Di Gerakan Pramuka telah diatur dengan Petunjuk Penyelenggaraan tentang Seragam Pramuka. Seragam Pramuka memiliki nilai histories, dimana penggunaan warna coklat muda dan coklat tua mengingatkan para pramuka akan pakaian yang digunakan oleh pejuang-pejuang kita di masa revolusi yang lalu dan seragam ini dipakai untuk menanamkan jiwa pratiotisme yang besar dikalangan Pramuka. Di samping itu pakaian seragam ini harus praktis, menarik, menyenangkan dan membanggakan bagi pemakainya.

Pada akhir saat ini, kita msih seringkali menyaksikan para pemimpin pramuka, andalan, pembina bahkan peserta didik yang masih belum paham tentang seragam pramuka dan tanda-tanda satuan pada seragam, baik pemakaian dan penggunaannya. Adakalanya seragam pramuka dengan tandanya dan bahkan ditambah-tambahi tanda lainnya dikenakan sesuai dengan selera dan kemaunnya sendiri.

Mestinya disaat memakai seragan pramuka beserta atributnya dapat menjadikan seseorang lebih percaya diri, lebih mantap dalam menjalankan tugas dan kegiatan, serta dapat menjaga dan memberikan image yang baik bagi lingkungan dan dirinya sendiri. Sebaliknya ketika etika berseragam pramuka ini nampak mulai diabaikan, maka akan nampak terkesan apa adanya, asal tempel dan asal ngetrend dll.

Perilaku seperti hal tersebut diatas malah dapat mendiskreditkan nilai keberadaan sebuah seragam, sedangkan bagi pemakainya akan mendapatkan image yang kurang baik.

Seorang Pemimpin di Gerakan Pramuka mestinya mengenal betul bagaimana pakaian seragam itu dikenakan, kapan dan dalam acara apa pakaian seragam dipergukanan, demikian pula tanda-tandanya. Seorang pemimpin bila perlu memiliki catatan maupun gambaran di saat menghadiri sebuah acara baik formal mauun non formal.

Bilamana hal-hal tersebut ternyata diketahui meman benar-benar belum dipahami oleh seorang pemimpin, maka sedah menjadi kewajiban bagi para Pembina, Andalan Kwartir, Pelatih untuk dapat memberikan masukan, mengingatkan dan menyarankan bagaimana cara berpakaia pramuka yang baik tapi benar. Mengapa demikian? Karena seornag pemimpin adalah tokoh sentral yang harus dijaga, baik dalam cara berpakaian dan berpenampilan. Pemimpin akan menjadi tokoh utama yang akan menjadi perhatian dan dilihat bagi khalayak ramai. Bila ini telah dijalankan, tanpa disadar apa yang dilakukan ini sudah menjadikan kita dapat melindungi kewibawaan dan image bagi seorang pemimpin. Jika segan untuk mengingatkan dan memberitahukab naka yang terjadi malah sebaliknya, cemooh dan pembiaran terhadap pemimpinnya melakukan sebuah kesalahan.

Berpijak pada pengalaman penulis, seringkali kita temui pada acara-acara formal dimana tokoh sentral maupun pemimpin pramuka menggunakan seragam maupun atribut yang belum sesuai dengan tata cara berseragam pramuka yang benar. Sebelum tampil atau mengikuti acara tersebut, sebaiknya kita tata atributnya agar nampak rapi dan benar. Kekuranglengkapan seragam pramuka, biasanya sebatas atribut, bahkan dalam pengalaman ini, seorang kepala daerah pun dapat melakukan kekeliruan, tentunya bila perlu kita “mengorbankan” apa yang kita miliki. Akhirnya kita lebih baik hadir dengan atribut “compang-camping” daripada mendampingi seorang pemimpin dengan berpenampilan buruk.

Pemimpin Pramuka, ketika akan memulai sebuah kepemimpinan di lingkungan kwartir dipastikan akan belajar memahami dan menguasai kewajibannya, apa yang harus dilakukan termasuk bagaimana cara berpakaian yang benar, bila belum paham maka akan menanyakan kepada staf/andalannya. Untuk itu bagi mereka yang notabene pembina pramuka/pelatih sudah seharusnya memberikan masukan yang sebenar-benarnya. Hindari sikap, yang penting “Asal Bapak Ibu Selera (ABS). Hal ini penting agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan seragam atributnya di kemudian hari.

Di Gerakan Pramuka seorang pemimpin adalah teladan bagi yang lainnya. Karenanya kepemimpinan yang baik akan diawali dengan cara berpakaian seragam pramuka yang baik dan benar.

Kesimpullannya sebagai pemimpin mengunakan sistem among (ING NGARSO SUNG TULODHO ING MADYA MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI) dalam arti pemimpin itu harus memiliki suri tauladan yang baik atau contih yang baik bagi para peserta didiknya dengan menggunakan seragam yang baik, benar dan lengkap dan harus tahu arti dari atribut-atribut yang dipasang.

 

 

CONTOH SERAGAM PRAMUKA PUTRI

 

CONTOH SERAGAM PRAMUKA PUTRA

 

 

K.H SaifudinZuhri

Biografi K.H Saifudin Zuhri

    

  doc. Saifudin Zuhri

Prof. K.H Saifuddin Zuhri lahir di Bayumas, 1 Oktober 1919 dan Wafat 25 Maret 1986 pada umur 66 tahun. Beliau adalah Menteri Agama Republik Indonesia yang ke-9

Pendidikan: SD-MI, Madrasah Manbaul Ulum dan Salafiyah dan LP (Lembaga Pendidikan) Al-Islam, Solo.

Pengabdian/ Karier, antara lain:

  1. Konsul daerah Ansor dan NU Jateng
  2. Komandan Barisan Hizbullah
  3. Anggota KNPI
  4. Sekjen Partai NU
  5. Mustasyar PBNU
  6. Ketua DPP PPP
  7. Menteri Agama
  8. Anggota DPR
  9. Guru Besar IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
  10. Rektor IAI Al-Akidah
  11. Pelopor Pengembangan IAIN
  12. Pemimpin Umum/Redaksi “Duta masyarakat

Karya-karya K.H Saefudin Zuhri, antara lain:

  1. Palestina dari Zaman ke Zaman(1947)
  2. Agama Unsur Mutlak dalam National Building(1965)
  3. K.H. Abdul Wahab Hasbullah, Bapak Pendiri NU(1972)
  4. Guruku Orang-orang dari Pesantren(1974)
  5. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia(1979)
  6. Kaleidoskop Politik Indonesia (tiga jilid) (1981)
  7. Unsur Politik dalam Dakwah(1982)
  8. Secercah Dakwah(1983)
  9. Berangkat dari Pesantren – karyanya yang rampung menjelang akhir hayat

Makalah Kapita Selekta Pendidikan Islam

Dwonload makalah: islam di sekolah umum